TEMPO.CO, Bojonegoro - Menjelang kedatangan beras impor dari Thailand dan Vietnam yang diperkirakan tiba Desember ini, tiga kabupaten di Jawa Timur, yakni Tuban, Lamongan, dan Bojonegoro, akan menggelar operasi pasar. Operasi pasar rencananya bakal digelar 14-24 Desember 2015.
Kepala Seksi Usaha Sarana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bojonegoro Didik Hari S. menjelaskan, lokasi operasi pasar disebar di dua titik. "Misalnya untuk Kabupaten Bojonegoro digelar di Pasar Besar Kota dan Pasar Kalitidu, dan akan berpindah-pindah di beberapa tempat," kata Didik kepada Tempo, Senin, 14 Desember 2015.
Masing-masing, kata Didik, dijatah sesuai dengan permintaan pasar. Misalnya untuk Pasar Kota Bojonegoro, beras sebanyak 500 kilogram dan Pasar Kalitidu 500 kilogram dengan harga Rp 9.250 beras premium. “Harga ini di bawah pasar,” ujarnya.
Operasi pasar tak hanya berupa beras sebanyak satu ton per harinya, tapi juga gula sebanyak 1 ton dan terigu 500 kilogram per hari.
Kemudian untuk Kabupaten Tuban, Lokasinya di Pasar Besar dan di beberapa pasar lokasi yang ditetapkan selama 11 hari. Sedangkan untuk Kabupaten Lamongan, lokasinya berada di Pasar Kota, kemudian Pasar Babat, Pasar Paciran, dan beberapa pasar lainnya.
Didik mengatakan operasi pasar dilakukan untuk mengantisipasi harga, terutama menjelang Hari Natal dan tahun baru. Pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan langsung melakukan kontrol di pasaran, terutama untuk antisipasi adanya beras impor. Karena sekarang ini harga beras di pasaran, terutama premium, Rp 9.400-9.500 per kilogram. Saatnya ada beras impor, bisa saja turun atau sebaliknya. “Tapi mungkin ada kecenderungan turun,” ujarnya.
Kepala Kepala Bulog Subdivisi Regional III Bojonegoro Efdal Marlius Sulaiman mengatakan operasi pasar digelar di Tuban-Bojonegoro-Lamongan bagian dari kerja sama pemerintah Provinsi Jawa Timur dan 38 kabupaten/kota di provinsi ini. Pemerintah membantu anggaran untuk ongkos angkat-angkut sehingga bisa menekan harga beras, minyak, tepung, dan gula.”Jadi ada subsidi harga,” ujarnya pada Tempo, Senin, 14 Desember 2015.
Sebelumnya, Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan telah melakukan intervensi pasar untuk beras di beberapa daerah di Indonesia. Intervensi ini dilakukan lantaran ada pergerakan harga beras di daerah-daerah . "Hampir di seluruh Indonesia, misalnya di Kepulauan Riau, Jambi, sebagian Sumatera sudah, ke kawasan timur, bahkan ke Papua sudah," kata Djarot saat dihubungi Tempo, Jakarta, Minggu, 13 Desember 2015.
Saat ini stok beras sekitar 1,2 juta ton. Ini belum dikurangi konsumsi pada Desember yang diperkirakan akan menghabiskan sekitar 7 juta ton beras. Karenanya, akan ada 500 ribu ton beras di akhir tahun. Namun stok juga akan dibantu dengan 700 ribu ton beras impor dari Thailand dan Vietnam. Ditambah 800 ribu ton beras yang nantinya akan dikirimkan Januari hingga Maret tahun depan.
SUJATMIKO