Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banyuwangi Protes Bahasa Using Tak Masuk Muatan Lokal

Editor

Zed abidien

image-gnews
Warga Negara Asing mengenakan pakaian adat Banyuwangi diacara Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) di Taman Blambangan, Banyuwangi, 17 Oktober 2015. Pengembangan industri kreatif pariwisata alam dan budaya melalui even yang sering diadakan pemerintah Banyuwangi mampu mendongkrak kunjungan wisatawan asing dan domestik. ANTARA/Budi Candra Setya
Warga Negara Asing mengenakan pakaian adat Banyuwangi diacara Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) di Taman Blambangan, Banyuwangi, 17 Oktober 2015. Pengembangan industri kreatif pariwisata alam dan budaya melalui even yang sering diadakan pemerintah Banyuwangi mampu mendongkrak kunjungan wisatawan asing dan domestik. ANTARA/Budi Candra Setya
Iklan

TEMPO.CO, Banyuwangi - Sejumlah budayawan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kecewa karena Gubernur Jawa Timur Soekarwo belum merevisi Peraturan Gubernur Nomor 19 Tahun 2014. Pergub tentang Mata Pelajaran Bahasa Daerah sebagai muatan lokal wajib tersebut tidak mengakui bahasa Using sebagai salah satu bahasa daerah di Jawa Timur.

Puluhan budayawan itu menggelar seminar nasional untuk memperkuat keberadaan bahasa Using, Senin, 14 Desember 2015, di Pendopo Kabupaten. Seminar itu menghasilkan rekomendasi kepada Kementerian Pendidikan dan Gubernur Jawa Timur agar mengakui bahasa Using. Desakan budayawan tersebut juga didukung oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah, Emilia Contesa.

Menurut Emilia, Pergub tersebut hanya mengakui bahasa Jawa dan Madura sebagai muatan lokal wajib yang diajarkan di tingkat SD hingga SMA di Jawa Timur. Padahal selain dua bahasa itu, masyarakat etnis Using di Banyuwangi memakai bahasa daerah mereka sendiri untuk berkomunikasi. “Kalau tidak diakui, penutur bahasa Using semakin berkurang dan akhirnya hilang,” kata penyanyi yang ngetop di era 1980-an ini.

Dalam sebuah penelitian, Emilia menjelaskan, 90 persen bahasa daerah akan hilang pada akhir abad ke-21. Bahasa daerah yang bertahan kemungkinan hanya bahasa Jawa, Madura, dan Sunda. Padahal Indonesia memiliki keragaman bahasa daerah lainnya, seperti bahasa Using Banyuwangi. Karena itu, dia menganggap terbitnya Pergub 19 Tahun 2014 itu justru mempercepat kematian bahasa daerah.

Budayawan Banyuwangi, Hasan Basri, menjelaskan, pemerintah Banyuwangi merintis pengajaran bahasa Using di sekolah sejak 2006 melalui SK Bupati Nomor 428 Tahun 1996 tentang Pembentukan Tim Penyusunan Buku-buku Materi Bahasa Using. Setahun kemudian, Dinas Pendidikan resmi mengajarkan bahasa Using di tingkat SD/MI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Payung hukum pengajaran bahasa Using semakin kuat dengan terbitnya Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembelajaran Bahasa Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar. “Tapi dengan terbitnya Pergub membuat kematian muatan lokal bahasa Using,” katanya.

Ketua Dewan Kesenian Blambangan Samsudin Adlawi mengatakan terbitnya Pergub itu mengakibatkan seluruh SMP dan SMA di Banyuwangi tidak lagi mengajarkan muatan lokal bahasa Using. “Sekolah-sekolah saat ini memberikan muatan lokal bahasa Jawa,” tuturnya.

Para budayawan Banyuwangi, kata Samsudin, telah memboikot mengirim kelompok kesenian dalam acara-acara yang digelar Provinsi Jawa Timur sejak awal 2015. Boikot sebagai bentuk protes itu akan diperpanjang hingga tahun depan apabila Gubernur Soekarwo tak kunjung merevisi isi Pergubnya.

IKA NINGTYAS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

40 hari lalu

Siswa SDN 295 Pinrang, Sulawesi Selatan, sedang belajar bahasa daerah aksara Lontara Bugis, Sabtu 13 Februari 2021. TEMPO | Didit Hariyadi
Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.


Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

23 Februari 2024

Pecinan Street Food menyuguhkan beragam atraksi seni hingga aneka kuliner khas Tionghoa selama tiga hari sejak Jumat, 23-25 Februari 2024 di di Tempat Ibadah Tri Dharma Hoo Tong Bio, Kecamatan Banyuwangi. (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

Festival Pecinan yang digelar tiga hari, 23-25 Februari 2024, menunjukkan bagaimana keguyuban dan keramahan semua etnis yang ada di Banyuwangi.


Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

16 Februari 2024

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

Adhy menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang berakhir masa jabatannya pada 13 Februari 2024.


Kupas Tuntas Suku Osing, Penduduk Asli Banyuwangi

28 Desember 2023

Warga melintas di gapura Desa Adat Osing Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur. ANTARA/Budi Candra Setya
Kupas Tuntas Suku Osing, Penduduk Asli Banyuwangi

Dengan warisan tradisi, bahasa, seni, dan kepercayaan yang unik, Suku Osing di Banyuwangi membentuk identitas budaya yang kaya dan beragam.


Libur Nataru ke Mana? Deretan Rekomendasi 9 Wisata Pantai di Banyuwangi

27 Desember 2023

Pantai Grajagan, Banyuwangi. Banyuwangitourism.com
Libur Nataru ke Mana? Deretan Rekomendasi 9 Wisata Pantai di Banyuwangi

Destinasi pantai di Banyuwangi adalah surga yang tak boleh dilewatkan bagi pencinta alam dan petualangan. Simak daftar 9 destinasi wisata pantai itu.


Mengenal Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

27 Desember 2023

Warga melintas di gapura Desa Adat Osing Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur. ANTARA/Budi Candra Setya
Mengenal Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata, Kemiren, Banyuwangi, tersedia homestay yang siap digunakan sebagai tempat menginap.


Rekomendasi 11 Kuliner yang Wajib Anda Cicipi Saat Berada di Banyuwangi

27 Desember 2023

Kuliner Pecel Rawon resmi tercatat sebagai Pengetahuan Tradisional (PT) asli Bumi Blambangan, Kabupaten Banyuwangi. Foto: Diskominfo Pemkab Banyuwangi.
Rekomendasi 11 Kuliner yang Wajib Anda Cicipi Saat Berada di Banyuwangi

Di samping pesonanya yang menawan, kekayaan kuliner yang ditawarkan di Banyuwangi menghadirkan pengalaman rasa yang tak terlupakan.


Banyuwangi Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dan Satyalencana Wira Karya

18 Desember 2023

Banyuwangi Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dan Satyalencana Wira Karya

Menumbuhkan budaya inovasi yang terintegrasi dengan program masyarakat. Ada sekitar 270 inovasi berbasis digital ataupun non-digital.


Pemprov Jatim Santuni Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Rp 10 Juta

2 Oktober 2022

Tragedi Kanjuruhan terjadi akibat kerusuhan antara suporter usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022. Hingga saat ini, korban tewas telah mencapai 130 jiwa dan menjadikannya sebagai bencana sepak bola terbesar kedua di dunia. REUTERS
Pemprov Jatim Santuni Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Rp 10 Juta

Gubernur Jawa Timur Khofifah mengatakan pemerintah akan bertanggung jawab atas biaya perawatan dan pengobatan korban Tragedi Kanjuruhan.


Festival Kucur, Cara Kabupaten Banyuwangi Kenalkan Jajanan Tradisional Mereka

27 Juli 2022

Kue kucur, kue tradisional Malang di Lapangan Rampal, Malang, pada Sabtu hingga Minggu, 1-2 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Festival Kucur, Cara Kabupaten Banyuwangi Kenalkan Jajanan Tradisional Mereka

Dalam Festival Kucur ini banyak kreasi dan ide unik untuk membuat beragam jenis kreasi kucur.