TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyayangkan kehadiran tiga anggota Mahkamah Kehormatan Dewan dalam konferensi pers Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan pada Jumat lalu. "Memang patut disayangkan dalam konpers itu ada anggota MKD yang hadir," kata Pramono di Kompleks Istana, Senin, 14 Desember 2015.
Meski menyayangkan kehadiran tiga anggota MKD itu, Pramono yakin Luhut tidak membela satu pihak mana pun yang terlibat dalam rekaman pembicaraan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto. "Saya yakin Pak Luhut tidak akan membela siapa-siapa karena apa yang disampaikan untuk Pak Luhut sendiri," kata Pramono.
Mengenai disebutnya nama Luhut dalam rekaman pembicaraan Setya Novanto, Riza Chalid, dan Maroef Sjamsoedin, Pramono mengatakan Luhut sudah menyampaikan pada Presiden Jokowi bahwa ia menentang perpanjangan kontrak Freeport saat ini. "Jauh-jauh hari Pak Luhut sudah menyampaikan pada Presiden bahwa ia termasuk orang yang meminta perpanjangan kontrak dilakukan tahun 2019," katanya.
Sebelum melakukan konferensi pers pada Jumat lalu, Luhut mengundang semua anggota MKD. Tapi hanya Kahar Muzakir, Adies Kadir, dan Ridwan Bae dari Fraksi Partai Golkar yang hadir. Novanto juga berasal dari partai berlambang beringin tersebut. Kepada Tempo, Ridwan Bae mengaku hadir dalam jumpa pers Luhut karena pertemuannya dilakukan secara terbuka. "Saat itu kami tidak tahu Luhut akan diperiksa MKD," katanya.
Nama Luhut sering disebut dalam bukti rekaman percakapan yang dilaporkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said ke MKD. Dalam percakapan Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin itu, nama Luhut disebut 66 kali. Siang nanti, Luhut akan datang ke DPR untuk memberikan keterangan.
ANANDA TERESIA