TEMPO.CO, Banda Aceh - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta perayaan Hari Nusantara 2015 yang diselenggarakan di Aceh tak hanya menjadi seremoni. Apalagi perayaan Hari Nusantara itu juga dibalut atraksi militer yang dilakukan oleh Komando Pasukan Katak (Kopaska) dari TNI Angkatan Laut.
JK menilai sudah saatnya jajaran kementerian terkait serta TNI AL bersama Badan Keamanan Laut (Bakamla) segera bekerja lebih serius demi mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Musababnya, tujuan dirayakannya Hari Nusantara adalah untuk mewujudkan visi dan misi pemerintah serta menjadikan Aceh sebagai poros maritim nasional.
"Apa yang kita saksikan tadi, mulai dari atraksi, bahwa negara ini punya sumber kekuatan, kekayaan, dan batas-batas laut yang besar," kata JK di Pelabuhan Perikanan, Banda Aceh, Ahad, 13 Desember 2015. "Tapi kekuatan itu hanya akan didapat apabila dijaga dengan sebaik-baiknya."
Dalam puncak perayaan Hari Nusantara, Kopaska TNI AL melakukan sejumlah atraksi. Di antaranya operasi penyelamatan, operasi penangkapan kapal asing pencuri ikan juga perang di Samudera Indonesia. Kalla menilai, atraksi itu harus dibarengi tindakan nyata. Misalnya, JK melanjutkan, dalam pemberantasan illegal fishing.
"Menertibkan secara hukum dari pengelolaan perikanan secara ilegal adalah bagian dari menjaga kedaulatan kita juga," kata JK.
JK mengatakan memang tidak mudah menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Salah satu faktornya, dibutuhkan modal yang besar. "Tentu dibutuhkan peningkatan ilmu pengetahuan dengan modal besar, tapi dengan semangat. Saya yakin bisa tercapai," kata JK.
Hari Nusantara 2015 juga ikut dimeriahkan sejumlah gubernur yang tersebar dari berbagai provinsi. Jajaran menteri dalam Kabinet Kerja yang hadir, di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said.
REZA ADITYA