TEMPO.CO, Jakarta -Salah sorang perintis Partai Golkar, Suhardiman, dikabarkan meninggal dunia. Pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) itu meninggal di usia 91 tahun. “Kita merasa kehilangan di tengah gemuruh Golkar dan skandal Papa Minta Saham,” ujar Bendaraha Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, Ahad, 13 Desember 2015.
Bambang mengatakan, kabar kepergian Suhardiman ia peroleh dari anak kandung Suhardiman, Bobby. Dari keterangan Bobby, kata Bambang, Suhardiman meninggal di rumah kediamannya. “Beberapa hari belakangan memang terlihat susah makan, Tapi beliau meninggal karena faktor usia, bukan karena penyakit,” katanya.
Jejak kehidupan Suhardiman tak bisa dilepaskan dari sejarah Golkar. Organisasi yang ia dirikan, SOKSI, merupakan satu dari tiga organ (selain Kosgoro dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong) yang memiliki saham atas pendirian Partai Golkar. Di masa kepemimpinan Soeharto, Purnawirawan TNI itu pernah diangkat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung.
Baca: Jokowi Buka Rakernas Soksi
Menurut Bambang, Suhardiman merupakan teladan bagi para kader partai. Ia dikenal sebagai sosok yang mampu mengenyampingkan ego demi masa depan partai. “Keteladanannya layak dijadikan cerminan bagi kondisi Golkar saat ini. Di mana masing-masing tokoh merasa dirinya benar dan mempetahankan egonya tanpa memikrikan partai,” katanya.
Di mata Bambang, Suhardiman merupakan tokoh pinisepuh yang intuisi politiknya sangat tajam. Saat pemilihan presiden 2014, misalnya, Suhardiman terang-terangan mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, meski saat itu partainya merapat ke pasangan Prabowo Hatta. “Beliau memiliki ketajaman naluri politik yang sangat luar biasa,” ujarnya.
Seperti diketahui, pilihan politik Golkar dalam ajang Pilpres kemarin menyeret Golkar dalam pusaran konflik berkepanjangan. Prahara yang menerpa partai berlambang pohon beringin itu dimulai dengan konflik kepengurusan. Citra Partai Golkar juga tergerus setelah kader mereka, Setya Novanto, terseret skandal pencatutan Presiden Joko Widodo untuk meminta saham PT Freeport.
Baca: Lima Kasus Setya Novanto
Menurut rencana, kata Bambang, jasad Suhardiman akan disemayamkan di rumah kediamannya yang terletak di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Sementra prosesi pengebumian akan dilangsungkan esok siang di komplek makam keluarga yang berada di daerah Cisarua, Bogor. “Beliau berwasiat tak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan,” kata Bambang.
RIKY FERDIANTO