TEMPO.CO, Batu - Kepolisian Resor Batu tengah memeriksa kamar 143 di Hotel Orchid, Jalan Indra Giri Nomor 4, Desa Pesanggrahan, Kota Batu. Di kamar itu, Benedict Richard O'Gorman Anderson alias Ben Anderson menginap. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan penyebab kematian Ben.
"Keluarga Ben di Amerika menolak otopsi, karena punya riwayat penyakit jantung," kata juru bicara Polres Batu, Ajun Komisaris Waluyo, Ahad, 13 Desember 2015.
Ben menginap di Hotel Orchid, Sabtu, 12 Desember 2015, pukul 19.30 WIB, setelah melakukan perjalanan ke Jolotundo, Mojokerto. Ben datang bersama asistennya Edward dan sopir bernama Sugito. Ketiganya sempat makan malam di restoran hotel pukul 20.00 WIB. Saat makan malam, katanya, kondisinya sehat tak menunjukkan sakit tertentu.
Setelah makan malam Ben bergegas tidur di kamar hotel. Sekitar pukul 23.00 WIB, Edward mengaku terbangun serta mendengar Ben mendengkur keras dan aneh. Beberapa kali tubuh Ben digoncangkan, tapi tak ada respons. Diduga Ben kelelahan, tapi tiba-tiba dengkurannya berhenti dan perlahan napasnya melemah.
Keduanya panik dan meminta bantuan resepsionis untuk membawa ke rumah sakit terdekat. Sekitar 15 menit, ambulans Rumah Sakit Baptis tiba mengangkutnya untuk mendapat pertolongan. Saat diperiksa dokter, diketahui Ben meninggal pukul 24.00 WIB.
Selanjutnya, Rumah Sakit Baptis mengeluarkan surat kematian. Pukul 06.00 WIB, jenazah disemayamkan di Rumah Duka Adhyasa, Surabaya. Sementara sampai saat ini manajemen hotel enggan berkomentar. Jurnalis juga dilarang masuk ke areal hotel menunggu penyelidikan polisi.
Ben Anderson, 79 tahun, adalah penulis Cornell Paper tentang gerakan 30 September 1965. Lelaki kelahiran Tiongkok, 26 Agustus1936 sempat dicekal saat Orde Baru. Sehari sebelumnya, peneliti keindonesiaan dari Cornell University itu menjadi pembicara di Universitas Indonesia.
EKO WIDIANTO