TEMPO.CO, Malang - Abu vulkanik tipis dari Gunung Bromo sudah menjangkau beberapa daerah di sekitarnya, termasuk mengguyur wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Aktivitas vulkanik Gunung Bromo hingga sekarang masih fluktuatif sejak ditetapkan naik dari status Waspada (Level II) ke Siaga (Level III) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada Jumat, 4 Desember 2015.
Abu vulkanik tipis Bromo jelas terlihat menempel pada apa saja sejak Senin lalu, 7 Desember 2015. Warnanya keabu-abuan. Namun aktivitas warga Ngadas masih berlangsung normal lantaran hujan abu cepat tersapu oleh hujan. “Aktivitas kami masih normal seperti yang Anda lihat sendiri,” kata Kepala Desa Ngadas Mujianto kepada Tempo, Rabu, 9 Desember 2015, selepas penghitungan suara pemilihan Bupati Malang.
Ngadas adalah desa paling ujung di timur Kabupaten Malang dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Desa ini letaknya sekitar 6,5 kilometer dari Gunung Bromo.
Untuk mengantisipasi efek abu dan kemungkinan terjadinya letusan Bromo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang dikoordinasikan dengan Palang Merah Indonesia telah membagikan 8 ribu masker. “Masih tersedia 50 ribu masker yang siap didistribusikan ke daerah rawan bencana abu vulkanik Bromo,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setyono.
Selain Ngadas, ada dua desa lagi yang berpotensi mendapat siraman debu vulkanik meski letaknya lebih jauh dari Bromo, yakni Desa Taji di Kecamatan Jabung dan Desa Duwet di Kecamatan Tumpang. Desa Taji berjarak 12 kilometer di barat Gunung Bromo.
ABDI PURMONO