Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Novel Dibawa Lagi ke Bengkulu, Pengacara: Itu Pemborosan

image-gnews
Penyidik KPK, Novel Baswedan saat tiba di Bareskrim Mabes Polri Jakarta, 3 Desember 2015. Kedatangan Novel ke Bareskrim guna pelimbahan berkas penyidikan ke Kejaksaan (P21). TEMPO/Amston Probel
Penyidik KPK, Novel Baswedan saat tiba di Bareskrim Mabes Polri Jakarta, 3 Desember 2015. Kedatangan Novel ke Bareskrim guna pelimbahan berkas penyidikan ke Kejaksaan (P21). TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Reserse Kriminal Polri memanggil lagi penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan untuk dibawa ke Bengkulu, Kamis besok, 10 Desember 2015. Inilah yang ketiga kalinya penyidik memboyong Novel ke Bengkulu.

Menanggapi hal ini, pengacara Novel Baswedan, Muji Kartika Rahayu mengatakan pemanggilan Novel pada Kamis besok untuk dibawa ke Polda Bengkulu tidak memiliki tujuan yang jelas. “Urgensinya penyidik menahan untuk apa? Kan semua keterangan sudah jelas,” kata Kartika seusai konferensi pers di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Rabu, 9 November 2015.

Kartika menduga ada skenario yang ingin dimainkan oleh polisi sehingga kembali memboyong Novel ke Bengkulu. Tapi, kata Kartika, skenario itu terlihat aneh dan sangat sarat pemborosan uang negara.

Keanehan yang dimaksud Kartika di antaranya, polisi membawa Novel ke Bengkulu pukul 14.35 siang pada Kamis pekan lalu. Tujuannya, polisi hendak melimpahkan berkas perkara Novel ke Kejaksaan Negeri Bengkulu. Ini yang kedua kalinya polisi membawa Novel ke Bengkulu. Pertama kali diboyong ke sana ketika polisi menangkap Novel beberapa bulan lalu.

Setelah tiba Bengkulu, Novel tidak dibawa ke kejaksaan negeri. Tapi justru diboyong ke markas Polda Bengkulu. Di sini Novel bermalam sekalian diperiksa lagi oleh penyidik. Pada esok harinya, kata Kartika, Novel dibawa lagi ke Jakarta tanpa sempat berkasnya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Bengkulu.

“Lalu agenda Kamis besok juga sama seperti minggu lalu. Waktu keberangkatannya pun persis sama. Di sana tidak ada pelimpahan dan tidak ke kantor jaksa. Ya buat apa? Itu kan hanya menghamburkan uang negara saja,” ujar Kartika.

Ia mengatakan, bila skenario polisi masih sama, tentunya hanya pemborosan anggaran. Kartika menaksir biaya yang dileluarkan polisi memboyong Novel ke Bengkulu mencapai Rp 30 juta. Angka ini berasal dari perhitungan biaya tiket per orang sebesar Rp 677 ribu sekali jalan. Sedangkan rombongan polisi terdiri dari tujuh orang penyidik, empat  orang dari Kejaksaan Agung, Novdel serta dua orang pengacaranya. Ada lagi dua orang dari biro hukum KPK yang mendampingi Novel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia menambahkan, pemborosan ini tidak hanya terjadi di Polri, tapi juga KPK yang menanggung biaya penerbangan dua orang dari biro hukum tadi. "Uang yang dikeluarkan Polri tersebut seharusnya bisa digunakan untuk hal lain yang lebih berguna," kata Kartika.

Dia mempertanyakan pula alasan jadwal keberangkatan ke Bengkulu pada siang hari. "Sampai ke Bengkulu jam berapa? Memangnya kantor jaksa masih buka? Terus disuruh nginap lagi." Karena dugaan pemborosan tersebut, Kartika berencana mendesak Polri agar membuka dana yang dikeluarkan dalam menangani perkara Novel.

Adapun kasus Novel ini dari awal sudah sarat dengan rekayasa. Penyidikan perkara Novel bemula ketika KPK menyidik kasus korupsi proyek simulator SIM di Korps Lalu Lintas Polri, Oktober 2012 lalu. Padahal perkara yang menjerat Novel terjadi pada Februari, 2004 silam. Saat itu, Novel merupakan penyidik kasus korupsi yang menjadikan Inspektur Jenderal Djoko Susilo, waktu itu Kepala Korlantas, sebagai tersangka.

Bareskrim menuduh Novel telah menganiaya pencuri sarang burung walet di Bengkulu, pada Februari 2004. Saat itu Novel menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Bengkulu berpangkat inspektur satu.

Polisi sempat menghentikan penyidikan kasus Novel atas perintah Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI masa itu. Namun Bareskrim mengungkit lagi perkara Novel ketika KPK mengusut kasus dugaan korupsi rekening gendut Komisaris Jenderal Budi Gunawan.

BAGUS PRASETIYO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

1 hari lalu

Mantan penyidik KPK Novel Baswedan hadir untuk menyaksikan sidang perdana dengan terdakwa Haris Azhar dan Fatia dalam kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap Luhut Binsar Pandjaitan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jakarta, Senin, 3 April 2023. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.


Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

1 hari lalu

Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan menyaksikan sidang putusan praperadilan Firli Bahuri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 19 Desember 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.


7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

13 hari lalu

Penyidik KPK, Novel Baswedan, saat tiba di Jakarta Eye Center  Menteng, Jakarta Pusat, 11 April 2017. Novel Baswedan dirujuk di Jakarta Eye Center untuk mendapatkan perawatan secara intensif guna menyembuhkan mata kirinya yang terluka parah, setelah dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. TEMPO/Imam Sukamto
7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.


Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

43 hari lalu

Massa membawa poster saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengusutan dugaan kecurangan pemilu serta digulirkannya hak angket di Depan Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024. Aksi tersebut menuntut DPR RI mendukung hak angket serta pengusutan dugaan kecurangan Pilpres dan Pileg dalam Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.


Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

43 hari lalu

Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan menyaksikan sidang putusan praperadilan Firli Bahuri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 19 Desember 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.


Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

44 hari lalu

Mantan pimpinan KPK Abraham Samad dan Saut Sitomurang serta mantan Wamenkumham Denny Indrayana melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung KPKi, Jakarta, Senin, 10 April 2023. Koalisi yang terdiri dari sejumlah tokoh pegiat antikorupsi itu mendesak dan menuntut Ketua KPK Firli Bahuri untuk dicopot dari jabatannya karena dinilai telah melakukan pelanggaran kode etik dan pelanggaran perilaku. TEMPO/Imam Sukamto
Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.


50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

44 hari lalu

Massa membawa poster saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengusutan dugaan kecurangan pemilu serta digulirkannya hak angket di Depan Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024. Aksi tersebut menuntut DPR RI mendukung hak angket serta pengusutan dugaan kecurangan Pilpres dan Pileg dalam Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.


Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

45 hari lalu

Penyidik nonaktif KPK Novel Baswedan mengikuti aksi anti korupsi di Jakarta, Selasa, 21 September 2021. Peserta aksi meminta Presiden Joko Widodo untuk membatalkan pemecatan 57 pegawai KPK yang selama ini dinilai memiliki integritas tinggi dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. ANTARA/M Risyal Hidayat
Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.


Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

46 hari lalu

Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan menyaksikan sidang putusan praperadilan Firli Bahuri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 19 Desember 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.


Terpopuler: Novel Baswedan Tak Habis Pikir Penyidik KPK Geledah Rutan KPK, Syafiq Basalamah Janji Tak Singgung Amaliyah NU

52 hari lalu

Aktivis antikorupsi antara lain Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Novel Baswedan, Sujanarko, Harun Al Rasyid di Gedung KPK setelah Ketua KPK Firli Bahuri ditetapkan Polda Metro Jaya sebagai tersangka dalam kasus pemerasan SYL, pada 23 November 2023. TEMPO/S. Dian Andryanto
Terpopuler: Novel Baswedan Tak Habis Pikir Penyidik KPK Geledah Rutan KPK, Syafiq Basalamah Janji Tak Singgung Amaliyah NU

Berita terpopuler di Top 3 Metro memuat laporan tentang tanggapan Novel Baswedan soal penyidik KPK yang menggeledah rutan KPK.