TEMPO.CO, Probolinggo-Kawah Gunung Bromo yang terus mengeluarkan asap kelabu ternyata juga disertai abu vukanis. Sejumlah kawasan permukiman Suku Tengger diguyur tipis abu vulkanik ini. "Abu yang mengguyur masih tipis," kata Antoni, warga Jember yang sedang berada di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Rabu, 9 Desember 2015.
Guyuran tipis abu Gunung Bromo ini tidak sampai mengganggu aktivitas warga di desa setempat. Penduduk beraktivitas seperti biasa. Para petani tetap berladang di kebun sayuran. Sejumlah warung makan di Desa Ngadisari juga masih tetap buka kendati ada juga yang tutup.
Status Gunung Bromo berada di level III atau siaga. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status menjadi siaga sejak Jumat pekan lalu, 4 Desember 2015. Radius aman sekitar 2,5 kilometer dari pusat kawah aktif Gunung Bromo.
Sehubungan dengan status aktivitas Bromo, Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS) menutup kegiatan wisata di kawasan kaldera Bromo yang meliputi lautan pasir savana dan kawah Bromo. Wisatawan hanya diperbolehkan ke Gunung Penanjakan Bukit Cinta, Bukit Setya dan Coban Trisula.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaludin mengatakan abu vulkanis sejak akhir pekan kemarin juga sudah mulai mengguyur kawasan Bromo. Namun saat itu masih sekitar satu kilometer dari kawah aktif Bromo. "Asap yang keluar berwarna kelabu dan terkadang juga cokelat hingga hitam pekat," kata Digdoyo.
Kepala BPBD Probolinggo, Dwijoko mengatakan Kabupaten Probolinggo telah memiliki rencana kontigensi bencana di antaranya tentang prosedur tetap penanganan bencana. Tiga desa berada di kawasan rawan bencana (KRB) I dalam radius 5 kilometer yakni Desa Ngadirejo, Ngadas, dan Ngadisari. Ketiga desa ini berada di Kecamatan Sukapura. Dalam KRB I ini terdapat 3.705 penduduk dengan 1.276 rumah.
Tidak hanya kawasan Tengger di Kabupaten Probolinggo yang terdampak abu vulkanis Bromo. Kawasan Tengger yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang juga berpotensi terkena guyuran abu vulkanis. Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Purwanto mengatakan telah mengantisipasi potensi hujan abu di Lumajang.
Dua desa yakni Desa Argosari dan Desa Ranupani yang masuk dalam wilayah Kabupaten Lumajang berada di pinggiran kaldera Bromo. "Rabu pagi tadi, BPBD membagikan 1000 masker ke Argosari," kata Purwanto.
DAVID PRIYASIDHARTA