TEMPO.CO, Purwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan tidak mempermasalahkan langkah Aliansi Pergerakan Islam Jawa Barat yang menudingnya melakukan penistaan agama. Aliansi itu juga menuntut Kepolisian Daerah Jawa Barat memeriksanya. "Enggak ada masalah," ujar Dedi kepada Tempo, Selasa, 8 Desember 2015.
Pria yang selalu menggunakan pakaian khas Sunda pangsi serba putih lengkap dengan ikat kepalanya itu mengatakan tak ada yang harus ditakuti dalam mengikuti proses hukum, sepanjang tidak ada delik hukum yang dilanggar. "Ya, kita jalani saja," tuturnya.
Menurut Dedi, sebagai warga negara yang baik dan taat hukum, dia akan mengikuti mekanisme proses hukum yang kini tengah berjalan di Polda Jawa Barat tersebut. Ia pun akan datang menjalani pemeriksaan. "Begitu surat panggilan pemeriksaan dari penyidik saya terima, saya akan langsung menghadap," katanya.
Sebelumnya, Koordinator Aliansi Pergerakan Islam Jawa Barat Asep Syarifuddin dalam aksi unjuk rasa di Bandung, kemarin, menuntut Polda Jawa Barat segera memeriksa Dedi. “Segera tuntaskan Bupati Purwakarta. Panggil dia, proses, apakah pelecehan atau tidak?” ucapnya.
Asep mengatakan Bupati Purwakarta sepekan lalu sudah dilaporkan ke Polda Jawa Barat atas tuduhan pelecehan terhadap agama Islam. “Tinggal Polda periksa Dedi, kita buktikan. Kami punya dugaan, sangkaan, bukti, Dedi melakukan penistaan agama,” katanya.
Baca Juga:
Ketua Majelis Dakwah Manhajus Solihin Purwakarta Muhammad Syahid Joban mengatakan alasan laporan tersebut dibuat karena sebagian umat Islam di Purwakarta merasa resah dengan tindak tanduk Dedi Mulyadi yang sering melontarkan pernyataan yang menjurus pada penistaan agama Islam.
Ia mencontohkan, dalam salah satu buku yang berjudul Spirit Kebudayaan dan Kang Dedi Menyapa, terdapat banyak pernyataan yang ditulis Dedi yang dinilainya mengandung unsur penistaan terhadap agama Islam.
Atas tudingan tersebut, Dedi menyerahkan kepada para pakar untuk menilainya. "Biarkan para ahli sosiolinguistik yang menilai isi buku saya itu," ujarnya. Namun ia memberikan sedikit gambaran bahwa buku yang ditulisnya tersebut berbicara tentang budaya, bukan sekadar produk seni. "Nilai lokalitas yang mampu membangun kekuatan hidup yang beradab, bernalar kesemestaan, sehingga air, tanah, matahari, dan udara menjadi senyawa energi bagi kesejahteraan masyarakat tanpa eksploitasi. Sebab, manusia menaati ketentuan hukum alam yang pasti."
Dilaporkannya Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ke Polda Jawa Barat merupakan buntut kontroversi pelesetan “sampurasun” menjadi “campur racun” oleh pentolan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab. Kontroversi itu berujung saling lapor ke Polda Jawa Barat. Rizieq dilaporkan ke Polda Jaw Barat oleh ormas Angkatan Muda Siliwangi Pusat, sementara Dedi dilaporkan Majelis Dakwan Manhajus Solihin Purwakarta.
NANANG SUTISNA