TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said baru saja bertemu Presiden Joko Widodo dan melaporkan perkembangan sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Sudirman mengatakan Jokowi menyebut seluruh proses ini sebagai bagian dari pendidikan berbangsa.
"Beliau mengatakan ini proses pendidikan yang baik bagi seluruh warga negara, etika harus ditegakkan dan beliau sangat appreciate pada proses terbuka yang dilakukan MKD," kata Sudirman setelah menemui Presiden di Kompleks Istana, Senin, 7 Desember 2015.
Sudirman mengaku tidak mendapat arahan spesifik dari Presiden. Presiden, kata dia, hanya menyampaikan untuk meneruskan upaya mendidik masyarakat mengenai etika. "Karena etika adalah masalah yang paling penting di republik ini, terutama yang harus ditunjukkan para pemimpin tertinggi di negara ini," katanya. Selain itu, Sudirman mengatakan Presiden juga mendapat masukan dari aspek hukum mengenai sidang MKD dari Kejaksaan Agung dan Polri.
Sudirman dipanggil sekitar pukul 10.00. Ia bertemu Presiden sekitar satu jam. Dalam pertemuan itu, Sudirman juga melaporkan mengenai pemeriksaan yang dijalani di Kejaksaan Agung pagi tadi. Presiden, kata Sudirman, mengaku mengikuti proses itu. "Beliau mengatakan silakan dijelaskan informasi apa pun yang dimiliki," katanya.
Menteri ESDM Sudirman Said pagi tadi mendatangi Kejaksaan Agung untuk memberikan sejumlah keterangan. Mengenakan kemeja batik cokelat, ia datang melalui gerbang belakang Kejaksaan Agung. Sudirman mengaku menerima panggilan dari Kejaksaan pada pekan lalu. Namun ia tak dapat hadir lantaran masih berada di Wina, Austria, untuk keperluan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC).
Mantan Direktur Utama PT Pindad ini melaporkan dugaan pelanggaran etik oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto kepada MKD. Ia menyerahkan transkrip rekaman pembicaraan Setya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, dan pengusaha minyak, Riza Chalid.
ANANDA TERESIA