Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengaku Keturunan Majapahit, Pemuda Ini Bunuh Dukun Tua  

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. Tempo/Indra Fauzi
Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. Tempo/Indra Fauzi
Iklan

TEMPO.CO, Pinrang - Kepolisian Resor Kabupaten Pinrang mengamankan seorang pemuda Ahmad alias Lahannya, 30, setelah membunuh korban Hindong, 70, dengan menusuk sembilan kali di sekujur tubuh nenek Hindong.

Saat diamankan, pemuda Pinrang itu mengatakan ia membunuh setelah mendapat bisikan gaib. Pembunuhan itu berlangsung saat acara peringatan 100 hari kematian saudara Ahmad di Dusun Linoe, Desa Mangki, Kecamtan Cempa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, pada Sabtu malam, 5 Desember 2015.

Kepala Kepolisian Resor Pinrang, Ajun Komisaris Besar Adri Irniadi, mengatakan, aparat Buser setelah mendapatkan laporan pembunuhan Sabtu malam, langsung mengamankan pelaku pada Minggu dinihari, 6 Desember 2015.

"Ia diamankan setelah sempat kabur, tapi ditangkap di rumah mertua pelaku di Kampung Sarempo, Kelurahan Siparappe, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang,” kata Adri saat menggelar konferensi pers di Kantor Polres Pinrang, Minggu, 6 Desember 2015.  

Menurut Adri, hasil pemeriksaan saat ini pelaku melakukan tindakan itu karena ada yang membisik dari dunia lain. Namun kepolisian akan memastikan apakah pelaku mengalami gangguan mental dengan meminta bantuan dokter ahli jiwa.

Adri menjelaskan, Ahmad membunuh nenek Hindong dengan sebilah pisau dapur saat Hisong tengah memenuhi undangan saudara pelaku untuk membantu menyiapkan acara 100 hari meninggalnya adik Ahmad yang bunuh diri.

"Satu tusukan di leher dan delapan tusukan di sekujur tubuh korban sehingga nyawa korban sulit ditolong," ujar Adri.

Selain mengamankan pelaku, aparat kepolisian mendapatkan barang bukti sebilah pisau dapur yang digunakan untuk menghabisi Hindong. Akibat perbuatannya, polisi menjerat pelaku dengan pasal 338 dengan ancaman hukuman 17 tahun penjara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat ditanya di hadapan penyidik, Ahmad tak memperlihatkan rasa penyesalan membunuh korban. "Pas ada kesempatan maka saya ambil pisau, dia harus mati daripada hidup masuk neraka," ujar Ahmad.

Saat ditanya lebih mendalam, Ahmad malah seperti mengigau dan mengaku keturunan Kerajaan Majapahit. "Saya diperintah sama Bapak saya untuk membunuh dia. Bapak saya itu yang bangun Kerajaan Majapahit, yang saya bunuh itu keturunan Mak Lampir," kata Ahmad.

Salah satu saksi mata yang diperiksa di Mapolres Pinrang, Ilwan Sugianto, menjelaskan, korban adalah seorang janda tua yang dikenal sebagai dukun dan sering dipanggil warga jika ingin melakukan selamatan.

"Selama ini korban membantu warga dan tidak neko-neko. Saat kejadian malam hari itu, keluarga dan kerabat tidak bisa membantu korban karena kejadiannya cepat sekali. Ahmad keluar dari rumah sudah dengan tangan berdarah. Saat dicek ke dalam rumah, nyawa Hindong sudah tidak ada," katanya.

Ilwan membeberkan, keberadaan korban di rumah pelaku karena korban yang dikenal dukun itu membantu menyiapkan peringatan 100 hari adik pelaku yang meninggal. "Acara adat itu dibuat untuk keselamatan adik Ahmad yang meninggal tiga bulan lalu akibat bunuh diri dengan cara meminum racun," ujarnya.

DIDIET HARYADI SYAHRIR


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Komite HAM PBB Soroti Isu Pembunuhan di Luar Hukum di Papua

10 jam lalu

Mahasiswa papua memegang poster bergambar penyiksaan oleh oknum TNI terhadap warga Papua mengikuti Aksi Kamisan 811 di seberang Istana Negara, Jakarta, Kamis 28 Maret 2024. Dalam aksinya mahasiswa Papua mengecam penyiksaan yang dilakukan TNI kepada warga Papua yang belakangan menajdi sorotan publik karena videonya tersebar di media sosial. Mereka menuntut pelaku dipecat dan dihukum sesuai perbuatannya. TEMPO/Subekti.
Komite HAM PBB Soroti Isu Pembunuhan di Luar Hukum di Papua

Komite HAM PBB membacakan temuan pelanggaran HAM di Indonesia, salah satunya isu extrajudicial killing terhadap orang Papua.


Tolak Pleidoi Altaf Pembunuh Mahasiswa UI, Jaksa Kutip Ayat Al-Qur'an dan Memberikan Tasbih

2 hari lalu

Sidang tuntutan Altafasalya Ardnika Basya,  terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan di Pengadilan Negeri Depok, Kecamatan Cilodong, Depok, Rabu, 13 Maret 2024. Foto : Humas Kejari Depok
Tolak Pleidoi Altaf Pembunuh Mahasiswa UI, Jaksa Kutip Ayat Al-Qur'an dan Memberikan Tasbih

Jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Depok memberikan tasbih kepada Altafasalya Ardnika Basya (23 tahun), terdakwa pembunuhan mahasiswa UI.


Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

4 hari lalu

Presiden Ekuador Daniel Noboa. REUTERS
Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

Wali Kota Ekuador termuda Brigitte Garcia dan seorang staf ditemukan tewas tertembak dalam sebuah mobil. Geng pengedar narkoba diduga pelakunya,


Anak Anggota DPR yang Tewaskan Pacarnya di Surabaya Mulai Diadili

10 hari lalu

Tersangka Gregorius Ronald Tannurbersiap melakukan adegan rekonstruksi  di parkiran bawah tanah Lenmarc Mall, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 10 Oktober 2023. Ronald yang merupakan anak anggota DPR fraksi PKB Edward Tannur itu melakukan 41 adegan reka ulang dalam kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban bernama Dini Sera Afrianti tewas. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Anak Anggota DPR yang Tewaskan Pacarnya di Surabaya Mulai Diadili

Anak anggota DPR Edward Tannur, Gregorius Ronald Tannur, menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya


Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

10 hari lalu

Aktivis Amnesty International Indonesia membawa petisi tentang penghormatan dan perlindungan HAM di Media Center KPU, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023. Amnesty International mengusulkan tiga topik penting kasus hak asasi manusia (HAM) kepada Komisi Pemilihan Umum dan mendesak untuk dibawa dalam debat capres dan cawapres. TEMPO/M Taufan Rengganis
Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

Amnesty International Indonesia mencatat, dari Januari 2018-Mei 2023, tercatat sekitar 65 kasus pembunuhan di luar hukum dengan 106 korban.


Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

13 hari lalu

Suciwati, istri Munir Said Thalib, saat ditemui usai diperiksa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

13 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

14 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

14 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

14 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, ibu yang membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, sempat membenturkan kepalanya saat berada di dalam sel tahanan.