TEMPO.CO, Surabaya - Keterangan saksi tim ahli dari perusahaan mobil Lamborghini PT Artha Auto di Jalan Simatupang, Jakarta, menyebutkan kecelakaan pada Ahad pekan lalu terjadi akibat ban selip. “Ban selip karena pergantian jalan dari kering ke basah,” kata Kepala Subbagian Humas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Ajun Komisaris Lily Djafar kepada Tempo di Mapolrestabes Surabaya, Sabtu, 5 Desember 2015. “Pengemudi tidak menyadari efek dari jalan basah ke kering itu.”
Akibatnya, kata Lily, mobil Lamborghini menabrak pembatas jalan lantas melaju ke arah lapak susu telur, madu, dan jahe (STMJ) milik Mujianto, 44 tahun, hingga menewaskan seorang pembelinya, Kuswanto, 51 tahun. Mobil Lamborghini Gallardo dengan nomor polisi B-2258-WM yang menabrak warung STMJ di Jalan Manyar Kertoarjo, Surabaya, Ahad pagi, 29 November 2015, pukul 05.20.
Lily mengungkapkan, keterangan itu didapat setelah kepolisian memanggil saksi tim ahli. Polrestabes Surabaya mengambil hasil analisis terhadap mobil Lamborghini Gallardo yang dikendarai tersangka Wiyang Lautner, 24 tahun, sebagai rekomendasi dalam penyelidikan kasus kecelakaan maut tersebut.
Mengutip dari berita acara pemeriksaan (BAP) disimpulkan bahwa kecelakaan maut itu disebabkan kondisi jalan yang basah dan besar kemungkinan bergelombang. Menurut tim ahli perusahaan Lamborghini tersebut, kondisi jalan yang aman adalah kondisi jalan kering dan kondisi jalan hujan atau basah. “Apabila kondisi jalan berubah dari jalan basah ke jalan kering atau sebaliknya cenderung bahaya. Sehingga dapat menyebabkan ban mobil selip,” tuturnya.
Sementara itu dari pantauan rekaman closed-circuit television dan analisis kerusakan kendaraan, didapat kesimpulan Wiyang menggunakan sistem manual saat peristiwa terjadi. “Kecepatan yang ditempuh lebih-kurang sekitar 70-80 kilometer per jam dilihat dari hasil kerusakan gigi tiga ke gigi empat,” kata Lily. Untuk hasil uji laboratorium forensik, baru didapatkan satu pekan setelah dilakukan.
ARTIKA RACHMI FARMITA