TEMPO.CO, Surabaya - Wiyang Lautner, 24 tahun, pengemudi Lamborgini maut di Surabaya, kondisinya semakin membaik setelah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara, Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Sabtu, 5 Desember 2015. Tepat pukul 09.45, Wiyang dipindahkan dari RS Bhayangkara ke Unit Kecelakaan Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya untuk kembali melakukan pemeriksaan.
Wiyang yang telah menjalani perawatan selama enam hari menyatakan permintaan maaf atas insiden maut yang menewaskan satu orang tersebut.
“Saya akan bertanggung jawab atas kasus ini,” kata Wiyang sambil berjalan keluar menuju area RS Bhayangkara dengan dikawal tiga anggota polisi Sat Lantas Polrestabes Surabaya, Sabtu, 5 Desember 2015.
Wiyang menunduk malu saat kamera wartawan mencoba mengambil gambar. Wiyang tidak menjawab ketika wartawan menanyakan ganti rugi yang akan dia berikan kepada korban.
Terlihat polisi dan beberapa perawat keluar-masuk Ruang Teratai 9 RS Bhayangkara sebelum Wiyang digiring untuk keluar area RS Bhayangkara. Terekam melalui kamera salah satu wartawan televisi dari jendela bagian atas Ruang Terate RS Bhayangkara, tampak Wiyang ditemani kedua orang tuanya. Sedangkan dua pengacaranya menunggu di luar ruangan.
Kedua orang tua Wiyang menolak untuk diwawancara. Sedangkan pengacara Wiyang, Muslihin Mappiare, mengatakan kliennya sudah sehat sehingga pemeriksaan dapat dilanjutkan. Muslihin menambahkan, hasil pemeriksaan dari tim medis RS Bhayangkara sudah menyatakan Wiyang sehat secara psikis maupun fisik.
“Tidak ada perlakuan khusus bagi klien kami, dengan ini pembantaran selesai dan pemeriksaan akan dilanjutkan,” kata Muslihin.
Sebelumnya, Lamborghini Gallardo yang dikemudikan Wiyang menabrak warung penjual susu, telor, madu, dan jahe (STMJ) di Jalan Manyar Kertoarjo, Surabaya, pada Ahad, 29 November 2015, pukul 05.20 WIB. Sejumlah saksi menyebutkan kalau Lamborghini terlibat kebut-kebutan dengan mobil Ferrari sebelum kecelakaan terjadi.
Akibatnya, Kuswanto, 51 tahun, warga Kaliasin III, Surabaya, meninggal dalam kecelakaan tersebut. Bahkan istri Kuswanto, Srikanti, 41 tahun, mengalami patah tulang kaki kanan. Selain itu, penjual STMJ bernama Mujianto, 44 tahun, juga mengalami patah tulang kaki kanan.
SITI JIHAN SYAHFAUZIAH