Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Deddy Mizwar: Revisi Perda Kawasan Bandung Utara Lebih Galak  

image-gnews
Wisatawan menerobos pagar pengaman menuju jurang Tebing Karaton, Kabupaten Bandung, 14 November 2015. Tebing ini rawan longsor karena kawasan ini berada persis di Patahan Lembang dengan pergerakan tanah yang aktif. TEMPO/Prima Mulia
Wisatawan menerobos pagar pengaman menuju jurang Tebing Karaton, Kabupaten Bandung, 14 November 2015. Tebing ini rawan longsor karena kawasan ini berada persis di Patahan Lembang dengan pergerakan tanah yang aktif. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Jawa Barat menyiapkan rancangan revisi Perda Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara (KBU). Rancangan itu sudah memasuki tahap Uji Publik. “Ini sudah belasan kali Uji Publik,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar di Bandung, Jumat, 4 Desember 2015.

Deddy mengklaim, rancangan revisi Perda itu bakal lebih tegas dan menghindari multitafsir yang menjadi kelemahan Perda KBU saat ini. “Gimana caranya merevisi ini supaya semua pihak terkait bertanggung jawab,” kata Deddy.

Kepala Dinas Permukiman dan Perumahan Bambang Riyanto mengatakan, revisi Perda itu juga bertujuan untuk memulihkan kawasan hijau di KBU. “Untuk memulihkan kondisi daya dukung dan daya tampung di sana menjadi tanggung jawab pemerintah,” katanya di sela Uji Publik rancangan revisi Perda KBU itu, Jumat, 4 Desember 2015.

Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan, Bidang Tata Ruang Kawasan, Dinas Permukiman dan Perumahan, Eko Damayanto, membeberkan sejumlah perubahan yang tercantum dalam Perda itu. Salah satunya adalah kawasan KBU yang dalam Perda lama hanya 39 ribu hektare, kemudian diplot menjadi 41 ribu hektare.

Eko menjelaskan, perluasan itu terjadi menjawab kritik batas KBU yang tidak jelas. KBU sendiri merupakan areal yang mengikuti kontur cekungan Bandung dengan batas maya ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. “Batas ini sulit dikenali sehingga menimbulkan berbagai hal di lapangan, termasuk konflik perizinan,” katanya.

Pada rancangan revisi Perda KBU, batas kawasan diambil mengikuti batas fisik yang gampang dikenali masyarakat. Akibatnya, ada daerah yang sebelumnya masuk areal KBU akhirnya dikeluarkan, sebaliknya yang asalnya tidak malah masuk. “Batasnya lebih mudah dikenali tapi menjadi lebih luas,” kata Eko.

Eko mencontohkan, batas fisik berupa jalan tol di Kabupaten Bandung Barat, bagian utaranya seluruhnya masuk KBU dan selatan jalan tidak. Lalu di Kota Bandung batasnya di utara adalah Jalan AH Nasution hingga Bundaran Cibiru, yakni di utaranya masuk KBU dan selatannya tidak. “Batasnya mudah dikenali,” katanya.

Pola ruang kawasan KBU juga dirombak dalam rancangan revisi Perda KBU. Perombakan itu mengikuti pola ruang yang ada dalam dokumen RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) masing-masing daerah yang diasumsikan lebih akurat karena mengikuti pola ruang yang sudah ada. “Kita coba seakurat mungkin dengan kondisi lapangan,” kata Eko.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Eko mengatakan, rancangan revisi Perda KBU mencatumkan arahan zonasi sebagai alat kendali kawasan mengikuti ketentuan Undang-undang Tata Ruang Nomor 26/2010. Arahan zonasi ini memungkinkan masuknya sistem insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan ruang KBU.

Rancangan revisi Perda KBU melebarkan zonasi menjadi tujuh. Pembagian itu mengikuti pertimbangan di antaranya daya dukung, kawasan hutan, areal rawan bencana, serta daerah resapan air. Eko mencontohkan, Zona A1 luasnya 17 ribu hektare, porsi paling besar, yakni 41,41 persen areal KBU merupakan daerah kawasan lindung, cagar budaya, dan mempunyai risiko bencana tinggi. Ada penambahan zonasi baru, Zona Kawasan Khusus, yakni areal militer, pusat pelatihan, serta areal kantor pemerintahan.

Pembagian zonasi itu juga mengubah proses perizinan. Hal baru misalnya, kawasan yang masuk kategori strategis, yakni Zona 1 dan Kawasan Khusus, semua perizinannya diambil alih oleh pemerintah provinsi. “Dalam kriteria tertentu, yakni arealnya di atas 1 hektare, berdekatan dengan kawasan lindung dan Kawasan Khusus, berdekatan dengan Tahura dan Observatorium Boscha,” kata Eko.

Selebihnya, perizinannya mengikuti kondisi areal tersebut. Misalnya, untuk kawasan KBU di perkotaan, pemberian izin tidak perlu rekomendasi gubernur, tapi cukup berupa pelaporan perizinan pada pemerintah provinsi.

Soal penjatuhan sanksi juga tercantum dalam rancangan reivisi Perda KBU. Di antaranya, bangunan yang terindikasi melanggar ketentuan KBU bisa langsung dihentikan pembangunannya dan disegel tanpa perlu mengikuti mekanisme tiga kali surat teguran. Juga soal strategi pemulihan kawasan dengan kewajiban pengembangan ruang terbuka hijau abadi.

AHMAD FIKRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

17 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

28 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

41 hari lalu

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.


Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

42 hari lalu

Anggota KPPS dalam proses  penghitungan kertas surat suara untuk presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 di TPS 59 Kelurahan Bedahan Depok, 14 Februari 2024. Pasangan Prabowo-Gibran memenangi perolehan suara di TPS ini 220 suara, Anies-Muhaimin dengan 100 Suara dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan 23 Suara dan 1 suara tidak sah. TEMPO/Amston Probel
Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.


Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

44 hari lalu

Hotel kapsul Bobobox di Hotel Nyland Cipaganti, Bandung, Jawa Barat. Sumber: Booking.com
Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

Terdapat sejumlah hotel kapsul dengan harga miring di Bandung. Saat liburan selalu penuh.


Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

44 hari lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono menyampaikan terdapat beberapa TPS yang berada di wilayah potensi titik banjir.


Kota Bandung Tertibkan Jaringan Kabel Fiber Optik Udara Mulai Juni 2024

51 hari lalu

Pejalan kaki melintas di antara kabel fiber optik yang berada di jalur pedestrian, kawasan Kramat Raya, Jakarta, Senin, 11 November 2019. ANTARA
Kota Bandung Tertibkan Jaringan Kabel Fiber Optik Udara Mulai Juni 2024

Pemkot Bandung bekerja sama dengan PT Bandung Infra Investasma (BII) dan PT Jaringan Pintar Bersama (JBB) untuk menertibkan kabel fiber optik.


4 Destinasi Wisata di Kota Cimahi: Curug Sampai Kampung Buyut yang Sempat Viral

57 hari lalu

Kampung Buyut Cipageran. Instagram
4 Destinasi Wisata di Kota Cimahi: Curug Sampai Kampung Buyut yang Sempat Viral

Secara geografis, kota ini terletak di sebelah barat Kota Bandung. Kota Cimahi menawarkan beragam wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.