TEMPO.CO, Bandung - Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Gede Suantika. Ia mengatakan aktivitas Gunung Bromo di Jawa Timur berpotensi erupsi. Hari ini PVMBG sudah menaikkan status Bromo dari waspada menjadi siaga sejak pukul 14.00 WIB.
“Rekomendasinya berubah. Sewaktu waspada, radius bahaya rekomendasinya 1 kilometer, sekarang menjadi 2,5 kilometer dari kawah Bromo. Radius itu meliputi lautan pasir,” katanya saat dihubungi, Jumat, 4 Desember 2015.
Menurut Gede, ada tiga indikasi penyebab status Bromo menjadi siaga, yakni perubahan visual embusan kolom asap dari kawah yang sebelumnya dominan putih menjadi berwarna abu, intensitas instrumen yang dipasang dari seismik menunjukkan energi tremor meningkat, dan penggelembungan tubuh gunung api. “Jadi indikasinya deformasi, seismik, dan visual,” ucapnya.
Berubahnya kolom asap menjadi dominan abu, kata Gede, menandakan material gunung api sudah keluar. Selain itu, kepulan asap dari kawah Bromo berwarna abu tebal tersebut juga disertai suara gemuruh. “Sekarang sudah dominan,” tuturnya. Menurut dia, pengukur deformasi juga sudah merekam terjadinya penggelembungan tubuh gunung api walaupun relatif kecil.
Gede mengatakan letusan Gunung Bromo bisa menganggu penerbangan. Dia mencontohkan letusan pada 2010 yang menyebabkan bandara di Surabaya ditutup. Saat itu, abu Gunung Bromo juga sempat menutupi Kota Malang. “Letusan Bromo bisa berpotensi mengganggu penerbangan. Tapi kalau saat ini kepulannya masih rendah. Masih 100 meteran, tapi tebal,” katanya.
AHMAD FIKRI