TEMPO.CO, Paris – Hutan mangrove terus didorong menjadi bagian dari blue carbon dalam agenda perubahan iklim. “Hutan mangrove di Indonesia sangat luas, dan Indonesia memiliki sejumlah pusat pengembangan mangrove,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada Rabu, 3 Desember 2015, waktu Paris.
Di sela-sela Conference of Party (COP) Ke-21 di Paris, Siti Nurbaya menandatangani proyek Blue Carbon Partnership dengan Menteri Lingkungan Hidup Australia Greg Hunt. Ikut bergabung dalam proyek ini, sejumlah lembaga internasional, seperti IUCN, CIFOR, dan Conservation International.
Ada beberapa daerah yang diproyeksikan untuk pengembangan pengelolaan hutan mangrove
oleh masyarakat dalam bentuk hutan desa. Antara lain Pulau Padang Tikar, Kabupaten Kubu
Raya, Kalimantan Barat. Lalu kerja sama Pertamina dengan masyarakat di hutan mangrove Indramayu, Kubu Raya, dan Balikpapan. Juga beberapa area hutan mangrove yang sudah diteliti CIFOR serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan di Sembilang, Cilacap, Kubu Raya, Tanjung Pinang, Bunaken, Bintuni, Timika, dan Bali.
Menurut Siti Nurbaya, Indonesia menyambut baik kerja sama tersebut karena merupakan salah
satu agenda adaptasi perubahan iklim. Blue carbon juga sebagai salah satu bentuk aktivitas
REDD guna menurunkan emisi gas-gas rumah kaca.
UNTUNG WIDYANTO (PARIS)