Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Alotnya Perundingan di Konferensi Iklim Paris

image-gnews
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan keterangan pers terakit pengumuman nama perusahaan pembakar lahan dan hutan di Jakarta, 18 September 2015. Siti Nurbaya mengatakan 20 perusahaan nasional juga tengah diselidiki aparat kepolisian. ANTARA/Muhammad Adimaja
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan keterangan pers terakit pengumuman nama perusahaan pembakar lahan dan hutan di Jakarta, 18 September 2015. Siti Nurbaya mengatakan 20 perusahaan nasional juga tengah diselidiki aparat kepolisian. ANTARA/Muhammad Adimaja
Iklan

TEMPO.CO, Paris - Aneka kepentingan mulai mengemuka dalam perundingan di Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) di Paris. Baik antara negara maju dengan negara berkembang, maupun di internal kelompok masing-masing.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya berpesan kepada negosiator Indonesia yang mengikuti puluhan persidangan. “Selalu kaitkan isu di sini dengan program pemerintah, dan demi melindungi daya dukung Bumi untuk kehidupan yang lebih baik dengan menahan laju kenaikan suhu bumi kurang dari 2 derajat Celsius,” kata Siti yang menjadi Ketua Delegasi Indonesia di Conference of Partys (COP) ke-21 di Paris.

Persidangan 3 Desember 2015 masih membincangkan format pembahasan berkenaan dengan persetujuan serta pengambilan keputusan. Seperti prinsip dan batasan diferensiasi, kemajuan, ambisi, bentuk legal, keuangan, transparansi, dan compliance. Termasuk pada pendekatan-pendekatan prinsip.

“Isu terbesar yang bakal alot di persidangan, yaitu diferensiasi,” kata Nur Masripatin, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Diferensiasi merupakan kategorisasi tingkat ekonomi negara dan tanggung jawabnya dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Negara maju ingin tanggung jawab penurunan emisi gas-gas rumah kaca juga dipikul semua negara. Mereka melupakan sejarah bahwa emisi gas rumah kaca di atmosfer saat ini berasal dari pembangunan yang mereka lakukan sejak Revolusi Industri di abad ke-18.

Amerika Serikat dan sekutunya mengabaikan nilai-nilai dasar dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) tentang common but differentiated responsibility (CBDR). Mereka abai terhadap nilai keadilan iklim, dengan mewajibkan negara-negara berkembang menurunkan emisi nasionalnya, walaupun rata-rata emisi per kapitanya lebih rendah daripada emisi per kapita di negara-negara maju.

Prinsip dalam UNFCCC sudah jelas, negara maju sebagai penyebab krisis iklim bertanggung jawab melakukan penurunan emisi lebih dulu. Hal ini nantinya akan diikuti oleh negara berkembang setelah mendapatkan bantuan teknologi dan pendanaan dari negara maju. Negara maju juga sangat pelit untuk memberi bantuan teknologi dan dana semacam itu.

Secara umum, negara-negara maju melihat diferensiasi harus disesuaikan untuk masing-masing elemen. Misalnya, eleman mitigasi yang menegaskan dokumen Intended Nationally Determined Contributions (INDC) sebagai self-differentiation. Juga elemen adaptasi yang dukungannya perlu diberikan secara berbeda, bergantung pada tingkat climate resilience atau kerentanan masing-masing negara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam hal elemen keuangan, negara maju berjanji akan tetap memberi bantuan bersama (countries willing/able to do so). Untuk itu, dalam hal transparasi, diperlukan standar dan satu sistem yang satu. Berkenaan dengan compliance, akan diterapkan pada semua negara dengan fleksibilitas untuk negara berkembang.

Sikap negara maju di atas mendapat penolakan dari negara berkembang. Dalam elemen mitigasi, negara berkembang konservatif, seperti Cina, India, Malaysia, Venezuela, Saudi Arabia, dan Tuvalu berpandangan untuk tetap mengacu pada tanggung jawab sejarah (historical responsibilities). Mereka menginginkan pembedaan agar aksi mitigasi dan lainnya merupakan kewajiban negara maju dan kontribusi sukarela dari negara berkembang.

Negara berkembang secara keseluruhan juga menolak konsep self-differentiation karena akan memberi ruang aksi minimalis negara maju. Mereka bakal ogah-ogahan menurunkan secara maksimal emisi gas rumah kaca di negaranya. Namun ada beberapa negara berkembang yang setuju dengan pandangan negara maju, yaitu Kolombia dan Meksiko.

Dirjen Pengendali Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nur Masripatin menjelaskan, pada setiap perundingan delegasi Indonesia selalu mengingatkan prinsip Common but Differentiated Responsibilities dan Respective Capabilty (CBDR-RC) harus tetap diberlakukan. Kemajuan yang dicapai harus diimbangi dengan dukungan.

“Negara maju wajib di depan memimpin dalam ambisi emisi dengan prinsip kesetaraan, tapi negara berkembang tetap harus diberikan ruang untuk menjalankan pembangunannya,” kata Siti Nurbaya.

Menurut Siti Nurbaya, harus ada recognition atas upaya negara berkembang yang telah berkontribusi. Pada saat yang sama, negara maju harus memberikan dukungannya atas prestasi tersebut. Indonesia juga mendorong proses yang transparan, tapi harus seimbang antara transparan dalam langkah-langkah penurunan emisi maupun dalam hal dukungan dari negara maju.

UNTUNG WIDYANTO (PARIS)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

1 hari lalu

Presiden Prancis Emmanuel Macron melihat ke bawah di samping Menteri Luar Negeri dan Eropa Prancis Catherine Colonna selama konferensi kemanusiaan internasional untuk warga sipil di Gaza, di Istana Kepresidenan Elysee, di Paris, Prancis, pada 9 November 2023. Reuters
Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

Menhan Prancis membantah tuduhan dari jurnalis bahwa Prancis memasok komponen amunisi yang digunakan oleh tentara Israel dalam genosida di Gaza


Tak Perlu Naik Menara Eiffel, Turis Bisa Menikmati Pemandangan Kota Paris Gratis di Gedung Ini

1 hari lalu

Menara Eiffel, Paris. Unsplash.com/Denys Nevozhai
Tak Perlu Naik Menara Eiffel, Turis Bisa Menikmati Pemandangan Kota Paris Gratis di Gedung Ini

Galeries Lafayette Paris Haussmann, sebuah bangunan abad ke-19, bisa jadi alternatif Menara Eiffel.


18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

2 hari lalu

Militer Yordania menjatuhkan bantuan dari udara di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza 26 Februari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam setelah mereka berenang ke Laut Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan yang diterjunkan dari udara


Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

3 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia


Penembakan Massal di Moskow, Prancis Berlakukan Waspada Teror Tingkat Tinggi

3 hari lalu

Pasukan Prancis berpatroli di sekitar menara Eifel pada tanggal 12 Januari 2015 di Paris. Menyusul serangan teror terhadap Prancis belakangan ini, Pemerintah mengaktifkan kembali sistem pertahanan Vigipirate. Jeff J Mitchell/Getty Images
Penembakan Massal di Moskow, Prancis Berlakukan Waspada Teror Tingkat Tinggi

Prancis menerapkan tingkat tertinggi kewaspadaan teror menyusul penembakan massal mematikan di Moskow, Rusia.


Menu Ramadan Kuliner Prancis dengan Cita Rasa Khas Indonesia

5 hari lalu

Menu Ramadan di Paul Indonesia. Tempo/ Yunia Pratiwj
Menu Ramadan Kuliner Prancis dengan Cita Rasa Khas Indonesia

Tahun ini PAUL Indonesia menghadirkan menu Ramadan bergaya Prancis dengan cita rasa khas lokal Indonesia


Dari India hingga Ukraina, Begini Reaksi Dunia atas Penembakan di Gedung Konser Moskow

5 hari lalu

Petugas penegak hukum Rusia berjaga di dekat tempat konser Balai Kota Crocus yang terbakar menyusul insiden penembakan, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Dari India hingga Ukraina, Begini Reaksi Dunia atas Penembakan di Gedung Konser Moskow

Berikut beberapa reaksi dunia terhadap penembakan maut di gedung konser Moskow, mulai dari India, Ukraina hingga Uni Eropa


Xiaomi Luncurkan Smart Camera C500 Pro di Eropa, Ini Spesifikasinya

8 hari lalu

Logo Xiaomi. (wallpaperstream.com)
Xiaomi Luncurkan Smart Camera C500 Pro di Eropa, Ini Spesifikasinya

Xiaomi Smart Camera C500 Pro memiliki kamera 5MP yang menghadirkan rekaman resolusi 3K dalam mode HDR untuk gambar berkualitas tinggi.


Christo Popov Ukir Sejarah di All England 2024, Wakil Perancis Pertama yang Tembus Babak Semifinal

12 hari lalu

Atlet bulu tangkis Christo Popov di All England 2024. Doc. BWF.
Christo Popov Ukir Sejarah di All England 2024, Wakil Perancis Pertama yang Tembus Babak Semifinal

Christo Popov mencetak rekor penting di All England 2024. Mimpi yang jadi kenyataan usai menonton Peter Gade hingga Taufik Hidayat.


Media Prancis Liberation Terbitkan Karikatur Ejek Kelaparan di Gaza

15 hari lalu

Seorang anak Palestina yang menderita kekurangan gizi, dirawat di pusat kesehatan, di tengah kelaparan yang meluas, ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 4 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Media Prancis Liberation Terbitkan Karikatur Ejek Kelaparan di Gaza

Kelaparan di Gaza menjadi bahan ejekan media asal Prancis, Liberation yang menerbitkannya dalam bentuk karikatur.