TEMPO.CO, Bandung - Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Barat mulai memeriksa saksi-saksi terkait laporan Angkatan Muda Siliwangi terhadap pentolan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab. Pemeriksaan saksi dilakukan terkait ucapan Rizieq yang diduga memelesetkan salam Sunda 'Sampurasun' menjadi 'campur racun'.
Pada pemeriksaan tahap awal ini, Kamis, 3 Desember 2015, Ditreskrimsus Polda Jabar memanggil Sekjen Angkatan Muda Siliwangi (AMS) sebagai saksi pelapor. Pemeriksaan tersebut berlangsung selama kurang lebih 3 jam, dari pukul 11.00 hingga pukul 14.30.
Sekretaris Jendral AMS Denda Alamsyah mengatakan, pada pemeriksaan tersebut, pihaknya ditanyai perihal alat bukti yang dijadikan dasar pelaporan. "Sebagai warga yang baik saya mengikuti proses hukum untuk memenuhi panggilan Polda Jabar," ujar Denda kepada wartawan di Markas Polda Jabar usai diperiksa, Kamis, 3 Desember 2015.
Menurut dia, bukti yang dilampirkan dalam laporan adalah berupa rekaman video yang tersebar di YouTube dan salinan status Facebook M. Syahid Joban. "Kami juga ditanyai 15 pertanyaan," kata dia.
Denda mengatakan, pihaknya belum ada niatan untuk mencabut laporan dan berislah dengan Riezieq. Hingga saat ini pihak Rizieq belum ada itikad baik untuk meminta maaf kepada masyarakat Sunda.
"Pihak HR (Habib Rieziq) belum ada itikad baik untuk berkomunikasi dengan kita. Belum juga ada komunikasi yang intens. Proses terus lanjut," ujarnya.
AMS membuat laporan polisi pada 24 November 2015 lalu ke SPKT Polda Jabar dengan nomor surat LPB/967/XI/2015/JABAR tgl 24 Nov 2015. Kasus ini tengah ditangani Subdit II Ditreskrimsus Polda Jabar.
Setelah memeriksa saksi pelapor, agenda selanjutnya Ditresrimsus Polda Jabar akan kembali memeriksa saksi ahli untuk menguak kesalahan Rizieq. Saksi ahli tersebut terdiri dari pakar bahasa, budaya, dan IT.
Guyonan yang dilakukan Rizieq dilakukan di hadapan para jamaah tabligh akbar yang diselenggarakan pada 13 Nobember 2015 di Kabupaten Purwakarta.
Dalam video ceramahnya yang diunggah di Youtube, plesetan 'sampurasun' menjadi 'campur racun' tersebut dilakukan di awal ceramah. Saat itu, Rizieq tengah menyapa para audiens dakwah. Namun, di sela-sela menyapa para audiens, ia tiba-tiba melontarkan kata 'campur racun' sebanyak tiga kali dengan suara seperti berteriak. Guyonan tersebut, sontak membuat para jamaah tertawa dibarengi dengan tepuk tangan girang.
IQBAL T. LAZUARDI S