TEMPO.CO, Jakarta - Menantu Slamet Effendy Yusuf, Anggun, mengatakan mertuanya meninggal akibat serangan jantung. Ia menuturkan Slamet sudah lama punya penyakit jantung. "Bapak sakit jantung sudah dari dulu, bahkan sudah dipasang ring jantung," katanya saat ditemui Tempo di rumah duka di Citra Grand Blok H Nomor 4, Castle Garden, Cibubur, Bogor, Kamis, 3 Desember 2015.
Anggun menceritakan, sebelum tutup usia, Slamet sempat berbincang-bincang bersama teman-temannya sehabis agenda pengkajian di Bandung. Namun, karena lelah, Slamet mengatakan kepada sopirnya bahwa dia hendak istirahat.
"Sudah masuk kamar dan kunci pintu. Setelah ditunggu cukup lama oleh sopirnya, cuma enggak turun-turun, akhirnya sopir menyusul ke atas, tapi pintunya dikunci. Kemudian sopir turun ke bawah bilang ke resepsionis hotel untuk minta kunci, dan pas dibuka almarhum dalam keadaan seperti tertidur, sudah meninggal," tuturnya.
Tidak hanya itu, Anggun menuturkan, Slamet juga memiliki riwayat penyakit asma. Bahkan, dua hari sebelum berangkat ke Bandung, dia meminta diobati terlebih dulu. "Sebelum ke Bandung, kakak lihat Bapak sempat pegang dada," ucapnya.
Meski begitu, ia menuturkan, Slamet tetap berkukuh pergi ke Bandung. "Bapak selalu bilang, ini kan sudah menjadi kewajiban," ujarnya.
Slamet Effendy Yusuf, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Wakil Ketua Umum MUI, meninggal di Bandung pada Rabu malam, 2 Desember 2015. Sebelumnya, ia sempat mengikuti rangkaian acara Lembaga Kajian MPR di Hotel Ibis, Bandung.
Jenazah akan dimakamkan di Purwokerto, Jawa Tengah, di kompleks pemakaman keluarga di Pesantren Al Azhari, Lesaman, Ajibarang, Purwokerto.
ABDUL AZIS