TEMPO.CO, Bengkulu - Sebanyak 18 warga Dusun Karang Sulu, Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, tewas tertimbun longsor yang terjadi pada Kamis dinihari tadi pukul 01.45 Wib. Belasan warga itu tewas saat tertidur pulas di pondok kebun menanti durian jatuh.
"Dua orang warga telah berhasil kita evakuasi dalam keadaan tewas, sementara yang lainnya masih tertimbun longsor," kata Kepala Desa Lebong Tandai, Munta Alimun saat dihubungi, Kamis 3 Desember 2015.
Ia mengatakan, warga bersama aparat Desa Lebong Tandai langsung melakukan evakuasi. Hanya saja karena timbunan runtuhan setebal 5 meter, membuat warga mereka kesulitan mengevakuasi korban.
Menurut Alimun, ada sekitar 20 pondok yang kini tertimbun tanah longsor. Saat terjadi lonsor, 18 orang sedang berada di pondok untuk menjaga kebun durian milik mereka. Dipastikan mereka tidak ada yang selamat karena material longsor menimbun pondok cukup tebal.
"Saat ini kita masih menunggu tim dari koramil dan BPBD untuk membantuk evakuasi dan menyalurkan bantuan logistik," terangnya.
Kepala unit reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Provinsi Bengkulu Sudirman mengatakan, saat ini tim gabungan BPBD Kabupaten Bengkulu Utara dan Provinsi Bengkulu sedang meluncur menuju lokasi.
Karena jarak tempuh dari ibu kota Kabupaten Bengkulu Utara, Arga Makmur, ke lokasi harus berjalan kaki selama 3 jam, pihaknya kesulitan untuk tiba ke lokasi. Sementara satu-satunya transportasi menuju lokasi hanya menggunakan kereta api mini berjenis Molek (motor lori ekspress).
"Karena saat ini sebagian besar rel tertimbun longsor dan pohon tumbang maka alternatif terakhir untuk tiba di lokasi adalah dengan berjalan kaki," kata Sudirman.
PHESI ESTER JULIKAWATI