TEMPO.CO, Bandung - Public Relation Hotel Ibis Styles Bandung Dian Permatasari mengatakan, manajemen hotel akan memeriksa rekaman kamera CCTV di kamar tempat meninggalnya Slamet Effendy Yusuf. Wakil Ketua Umum PB NU ini meninggal di Hotel Ibis, Bandung, pada Rabu, 2 Desember 2015 malam.
"Betul, tapi kami belum bisa menjelaskan penyebab detailnya. Kami akan cek di sistem CCTV dan pihak terkait," kata Dian saat dihubungi Tempo, Kamis, 3 Desember 2015.
Dian menjelaskan, Slamet Effendy Yusuf masuk ke Hotel Ibis Style sejak tanggal 30 November 2015 bersama rombongan kegiatan Lembaga Pengkajian Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). "Check in sejak 3 hari lalu. Tadi malam jenazah sudah diantarkan langsung ke pihak keluarga di Cibubur," akunya.
Dian menambahkan, kegiatan MPR yang dihadiri oleh almarhum Slamet Effendy Yusuf pun sudah selesai. "Grup juga sudah check out semua," katanya.
Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Slamet Effendy Yusuf meninggal dunia di Bandung, pada Rabu, 2 Desember 2015, dinihari. Saat itu Slamet sedang mengikuti rangkaian kegiatan bersama dengan Lembaga Pengkajian MPR di Hotel Ibis Braga, Bandung, sejak Selasa, 1 Desember 2015 malam.
Ketua PBNU Sultan Fatoni mengatakan, ia mendapatkan kabar meninggalnya Slamet pada pukul 02.00 dinihari. “Meninggalnya pukul 11 malam, tapi kami baru dapat kabar sekitar pukul 02.00 dinihari,” katanya kepada Tempo saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 3 Desember 2015.
Jenazah disemayamkan di rumah duka di Citra Grand Blok H No. 4 Castil Garden Cibubur, Bogor. Selanjutnya akan dimakamkan di Purwokerto, Jawa Tengah.
Slamet Effendy Yusuf lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, pada 12 Januari 1948. Ia adalah putra pertama dari empat bersaudara pasangan KH Yusuf Azhari dan Hj. Umi Kulsum. Slamet Effendy Yusuf merupakan anggota Dewan Juri perwakilan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Slamet pernah menjabat Ketua MPR-RI periode 1988-1993 dan anggota DPR-RI periode 1992-2009 dari Partai Golkar. Ia pernah menjabat sebagai ketua DPP. Ia juga sempat menjabat Ketua PBNU periode 2010-2015 dan Ketua MUI pada periode 2009-2014.
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, mengenang Slamet sebagai sosok yang meneduhkan. Sebelum meninggal, Slamet sempat membesarkan hati Dedi. "Saya diminta sabar terhadap mereka yang belum paham (ajaran Islam)," kata Dedi, Kamis, 3 Desember 2015.
Menurut Dedi, dia sering berhubungan dengan mantan Wakil Ketua MPR/DPR tersebut ketika keduanya masih aktif menjadi pengurus Golkar. "Saya sebagai Ketua DPRD Partai Golkar Purwakarta, beliau pengurus teras di DPP Partai Golkar pusat," kata Dedi.
PUTRA PRIMA PERDANA | NANANG SUTISNA