TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie mengatakan sosok almarhum Slamet Effendy Yusuf merupakan sahabat sekaligus aktivis yang baik.
"Pak Slamet sudah bersahabat sejak muda dan sejak masih aktivis sebelum menjadi GP Ansor," katanya saat ditemui Tempo, di rumah duka, Kamis, 3 Desember 2015
Jimly juga menuturkan bahwa di masa lalu almarhum merupakan wartawan muda yang terbuka, tidak eksklusif dan selalu bergaul lintas aliran lintas agama. Bahkan semasa menjadi anggota MPR dia juga dikenal sangat aktif di dalam semua ide-ide reformasi politik, reformasi hukum, dan juga anggota MPR yang melakukan perubahan Undang-Undang Dasar 1945.
"Ia pemberi sumbangan besar pemikiran ketatanegaraan, sangat banyak jasanya bagi Indonesia," ujar Jimly.
Slamet pernah menjabat Ketua MPR periode 1988-1993 dan anggota DPR periode 1992-2009 dari Partai Golkar. Ia pernah menjabat sebagai ketua DPP. Ia juga sempat menjabat Ketua PBNU periode 2010-2015 dan Ketua MUI pada periode 2009-2014.
Slamet Effendy Yusuf, Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), meninggal di Bandung pada Rabu malam, 2 Desember 2015. Sebelumnya, ia sempat mengikuti rangkaian acara Lembaga Kajian MPR di Hotel Ibis, Bandung.
Jenazah kini tengah disemayamkan di rumah duka di Citra Grand Blok H Nomor 4 Castle Garden, Cibubur, Bogor. Selanjutnya jenazah akan dimakamkan di Purwokerto, Jawa Tengah.
ABDUL AZIS