TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Bandung akan memindahkan kabel-kabel ke bawah tanah. Hal ini dilakukan setelah sebelumnya mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan, Andre, 20 tahun tewas tersangkut kabel. Ia jatuh dari bus wisata Bandung Tour On Bus alias Bandros, Rabu 28, Oktober 2015 lalu.
Kabel-kabel telekomunikasi yang malang melintang di udara akan dipindahkan ke bawah tanah melalui sistem ducting pita lebar. Pemindahan akan dilakukan pada tahun depan.
"Potensi yang diprioritaskan sepanjang 190,3 kilometer," kata Kata Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Yayan Ahmad Briliana, Rabu, 2 Desember 2015.
Meski demikian, kabel-kabel listrik masih tetap menggunakan tiang di atas tanah. "Kabel listrik tidak bisa. Kita prioritaskan dulu jalan protokol karena tidak semuanya pakai ducting," tuturnya.
Sebelum memindahkan kabel-kabel telekomunikasi ke bawah tanah, Dinas Komunikasi dan Informatika terlebih dahulu membuat Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai pengelola ducting pita lebar pada bulan Januari 2016 mendatang. Para profider komunikasi yang akan menggunakan infrastruktur ducting tersebut diwajibkan untuk membayar kepada BLUD.
"Kami tidak menganggarkan tapi lebih ke tata kelola. Yang menganggarkan itu Dinas Bina Marga dan Pengairan. Kalau ada BLUD nanti tinggal itung-itungan aset," ujarnya.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung juga akan melelang proyek pembangunan 1.300 titik tiang selular micro atau micro cell pole (MCP). 1.300 titik MCP ini akan dibagi 4 wilayah. Artinya, bakal ada 4 perusahaan pemenang lelang. "Dilelang bulan Januari atau Februari 2016," ujarnya.
Meski BLUD belum dibentuk, Pembangunan MCP hingga pemindahan kabel telekomunikasi menggunakan sistem ducting akan dilakukan bersamaan. "MCP tidak mungkin tidak ada FO (fiber optik) Dan FO tidak mungkin kalau tidak ada ducting," tuturnya.
Yayan menjelaskan, pihaknya sudah menentukan kriteria MCP yang akan dibangun. "Towernya lebih kecil dengan tinggi 20. Jarak antar tiang 250 meter. Setiap titik akan multi fungsi tiang PJU, wifi, signboard, tergantung kebutuhan dan permintaan Pemkot Bandung," jelasnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah Kota Bandung Yossi Irianto menjelaskan, pemindahan kabel telekomunikasi dari udara ke bawah tanah sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 2013 lalu.
"2014 tidak bisa dilakukan karena belum punya DED (Desain Enginering Detail). Sekarang sudah ada. Tapi kan membangun tidak bisa tiba-tiba, harus bagaimana hulu ke hilir," kata Yossi.
Yossi optimistis jika Kota Bandung menerapkan sistem ducting, Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pembayaran sewa dari para profider komunikasi yang memanfaatkan teknologi tersebut. "Kami berharap 2016 sudah terbangun dan 2017 bisa mendapatkan hasil," ujarnya.
PUTRA PRIMA PERDANA