TEMPO.CO, Sumenep-Iwan Budiharto dan A.F. Hari Pontoh, keduanya kader Partai Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terlibat perkelahian, Senin, 30 November 2015.
Perkelahian yang terjadi di Gedung DPRD Sumenep itu mengakibatkan Iwan menderita luka pada bibirnya dan sempat mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Daerah Moh. Anwar Sumenep. "Bibir saya harus dijahit," kata Iwan.
Perselisihan antara Iwan dan Hari diduga merupakan imbas dari dualisme kepengurusan Partai Golkar antara kubu Abu Rizal Bakrie dan Agung Laksono. Iwan saat ini menjabat Ketua Partai Golkar Sumenep kubu Aburizal, adapun Hari pengurus Golkar kubu Agung.
Saat konflik dualisme kepengurusan ini dimenangkan Aburizal, kubu Iwan melakukan "bersih-bersih", salah satunya mengajukan pergantian antarwaktu terhadap Hari. Tak hanya itu, belakangan Hari juga dicoret dari kepengurusan Fraksi Golkar di DPRD Sumenep.
Iwan membenarkan perkelahiannya dengan Hari karena masalah pergantian antarwaktu dan pencoretan dari kepengurusan. "Saya tadi ke kantor Dewan, Hari memanggil saya. Dia protes, kenapa diberhentikan sebagai pengurus fraksi, kan sudah diajukan untuk PAW," kata Iwan.
Menurut Iwan, setelah menyemburkan protes keras, Hari tiba-tiba melayangkan bogem mentah sebanyak dua kali dan mengakibatkan bibirnya terluka.
Namun Hari Pontoh punya cerita berbeda. Awalnya, kata Ketua Komisi II itu, dirinya memanggil Iwan karena ingin mengklarifikasi soal pencoretan namanya sebagai Sekertaris Fraksi Golkar. Dia ingin semua kader Golkar menghormati proses rekonsiliasi di tingkat pusat antara Aburizal dan Agung. "Bukan malah seenaknya main PAW dan memecat," katanya.
Namun Hari mengaku kesal dan langsung memukul karena bukannya memberi jawaban namun Iwan malah menunjuk-nunjuk wajahnya.
Menurut Hari jika Iwan melaporkan perkelahian itu ke polisi, dirinya juga akan melapor ke polisi karena tangannya sakit. "Bukan cuma saya yang memukul. Namanya orang berkelahi kan tidak jelas siapa yang mukul siapa yang dipukul," kata dia.
MUSTHOFA BISRI