Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kebun Bunga Rusak Gara-Gara Selfie, Ini Tanggapan Pemilik  

Editor

Agung Sedayu

image-gnews
Beberapa tanaman di injak-injak oleh para pengunjung hanya ingin melakukan selfie diantara hamparan keindahan bunga yang berada di taman bunga amaryllis.  Taman bungan amaryllis berada di Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul. facebook.com
Beberapa tanaman di injak-injak oleh para pengunjung hanya ingin melakukan selfie diantara hamparan keindahan bunga yang berada di taman bunga amaryllis. Taman bungan amaryllis berada di Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul. facebook.com
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pagi-pagi, Sukadi, 43, sudah menyelonjorkan kaki di sudut teras rumahnya yang langsung menghadap hamparan kebun bunga amarylis atau lili yang dominan warna oranye, Minggu, 29 November 2015. Puluhan orang berbagai usia tampak lalu-lalang gembira di kebun bunga milik Sukadi yang berada pas di pinggir Jalan Yogya-Wonosari KM 18, atau tepatnya Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, tersebut.

Kebun bunga amarylis atau yang dalam bahasa warga setempat disebut Brambang Procot itu, belakangan menjadi buah bibir di lini massa. Para netizen, atau pengguna internet, riuh soal kebun bunga Sukadi yang rusak karena diinjak-injak dan dipetik untuk atribut aksi selfie para pengunjung. Buah bibir netizen itu lantas menjadi sorotan media. Sukadi, yang sebelumnya hanya petani biasa dan punya sambilan berjualan mainan di Pasar Piyungan, mendadak tenar. Ayah dua anak itu kebanjiran permintaan wawancara soal kebun bunganya.

"Sebagai pemilik kebun, saya sebenarnya malah senang dengan peristiwa ini (rusaknya kebun bunga)," ujar Sukadi saat ditemui Tempo di rumahnya yang sederhana tanpa perabot itu.

Suami dari Wartini itu menuturkan, dengan banyaknya pengunjung ke kebun bunganya, berarti masih banyak warga yang mencintai bunga amarylis yang notabene sempat dianggap gulma oleh warga setempat. "Dulu bunga ini diburu dan dibuang karena mengganggu tumbuhnya tanaman pangan di tegalan, sering menyerap pupuk tanaman utama," ujar Sukadi.

Kerusakan kebun bunga akibat aksi selfie pengunjung itu tepatnya terjadi sepekan ini, atau sekitar hari Kamis hingga Sabtu, 26-27 November 2015. Kala itu setiap hari hampir setidaknya lima hingga tujuh bus wisatawan berbagai daerah mampir di kebun bunga itu. "Kebun ini untuk menampung seratus orang saja sudah kelihatan umpeg-umpegan (sesak), apalagi kemarin seribuan orang datang," ujar Sukadi.

Jalur masuk ke kebun bunga yang berjarak sekitar 10 kilometer dari perbatasan Kabupaten Bantul itu hanya selebar dua meter. Alhasil, ketika warga berduyun-duyun ke kebun itu, lalu lintas jalan Yogya-Wonosari di KM 18 itu macet.

Sukadi bercerita, sejak tahun 2004, ketika warga sekitar menilai amarylis itu benalu, Sukadi justru berpandangan bunga yang hanya mekar setahun sekali itu indah dan perlu dilestarikan. Bunga-bunga yang tumbuh liar itu lantas dikumpulkan Sukadi dan ditanam berkelompok di lahan kebunnya yang gersang, bersanding dengan aneka pohon, seperti jati, flamboyan, kelapa, dan sengon.

Karena waktunya cukup senggang, Sukadi pun menanam lebih banyak amarylis hingga memenuhi seluruh pekarangannya yang luasnya sekitar 2.000 meter persegi. Sejak tahun 2006, bunga dengan bibit bagus ia kelompokkan dan budi dayakan dalam bentuk polybag lalu dijual ke pengendara jalan yang melintas.

"Baru pada tahun 2014 kemarin, Pak Camat mengajak rombongan orang melihat kebun saya lalu mulai menyebar gambarnya di internet," ujar Sukadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masa tanam bunga amarylis ini hanya butuh waktu tiga pekan sebelum berbunga. Kemudian bunga ini mekar juga selama tiga pekan. Mekarnya hanya saat penghujan. Pada musim kemarau, tanaman ini tiarap tak menampakkan keindahannya.

"Meskipun disayangkan rusak cepat, kami sekarang jadi tahu cara merawatnya jika nanti mekar lagi," ujar Sukadi yang mengaku sudah menghabiskan kurang dari Rp 10 juta membudidayakan kebunnya itu.

Kebiasaan pengunjung berfoto selfie dan menikmati bunga sudah terekam Sukadi sehingga ia punya sejumlah rencana untuk mengantisipasi agar kerusakan serupa tak terulang.

Misalnya membuat zona-zona, mana untuk berfoto, mana untuk dipetik, dan mana yang steril. Sukadi berencana memberi jalan setapak bersekat untuk menghubungkan antarzona kebunnya itu. "Pemerintah kecamatan juga sudah mendukung ini menjadi destinasi transit wisata sebelum wisatawan ke obyek lain, seperti pantai," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO


Baca  juga:
Ah, Rahasia Awet Muda Sandra Dewi di Tangan Si Berondong Ini
Kerlip Lampu Hijau di Bulan, Tanda Ada Kehidupan UFO?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

2 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

5 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

16 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

20 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

25 hari lalu

Peserta aksi mogok makan menuntut pembebasan tiga petani pakel yang ditangkap secara paksa, aksi ini berlangsung di depan Kementerian Agraria dan tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional, Jakarta Selatan, Senin, 20 Februari 2023. Mulai pukul 10:30, massa mulai aktif membentangkan poster tuntutan sampai memajang surat pernyataan dari beberapa elemen yang terlibat. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

Konflik Agraria antara petani Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari makin berlarut-larut.


Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

39 hari lalu

Ilustrasi penyerangan. Shutterstock
Kronologi Intimidasi Petani di Pakel Banyuwangi Diduga oleh Pihak Perkebunan Bumisari, Ada Todongan Senjata hingga Suara Tembakan

Diduga preman dan sekuriti PT Perkebunan dan Dagang Bumi Sari Maju Sukses melakukan serangan dan intimidasi terhadap petani Desa Pakel Banyuwangi.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

40 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

46 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

48 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

49 hari lalu

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Penggilingan Jawa Timur pada awal Desember 2022 lalu juga menyatakan siap memasok beras ke Bulog sebanyak 42,1 ribu ton. TEMPO/Imam Sukamto
Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

Kementerian Pertanian atau Kementan menargetkan penanaman padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluas 500 ribu hektare.