TEMPO.CO, Bandung — Orang tua atau guru yang ingin mendongengkan cerita ke anak-anak tak perlu bingung mencari bahan kisah. Menurut seorang pendongeng di Bandung, Andi Yudha Asfandiyar, bahan cerita bisa dari pengalaman hidup atau peristiwa sehari-hari, Minggu, 29 November 2015.
“Cerita tentang tempat tinggal kita juga bisa,” katanya di sela acara Deklarasi Hari Dongeng Nasional di Bandung, kemarin.
Buku cerita untuk bahan mendongeng sudah banyak tersedia. Begitu pula kisah-kisahnya. Menurut Andi, banyak cerita yang bisa dijadikan bahan mendongeng kepada anak-anak. “Mendongeng itu seperti menghadirkan film di masa lalu,” ujarnya kepada Tempo.
Dari sekian banyak kisah dongeng, kata Andi, perlu diperhatikan isi dan nilainya untuk anak-anak. Misalnya, nilai tentang kejujuran dan keberanian dalam hidup. “Anak-anak biasanya lebih suka cerita model fabel (binatang), durasi cerita yang efektif 30 menit,” kata Lulusan Desain Grafis ITB 1991 berusia 49 tahun itu.
Agar nilai-nilai dalam dongeng bisa terserap baik, kata Andi, waktunya bisa kapan saja. Asal jangan ketika anak-anak sedang berkegiatan, seperti main, makan, atau belajar. “Anak harus dalam kondisi tenang, biasanya menjelang tidur,” ujarnya.
Di sekolah, kata Andi, metode belajar dengan bercerita sudah menjadi kewajiban di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini. Masalahnya, beberapa guru menjadikan dongeng seperti tugas mengajar. “Padahal itu teknik atau cara mengajar ke anak usia dini,” kata dia.
Para pendongeng serta komunitas pendidikan yang tergabung dalam Forum Dongeng Nasional (FDN) pada Sabtu, 28 November 2015, mendeklarasikan Hari Dongeng Nasional. Tanggal itu dipilih sesuai dengan hari lahir mendiang Suyadi, pemeran tokoh Pak Raden dalam serial cerita boneka Si Unyil yang wafat 30 Oktober 2015 silam pada usia 82 tahun.
ANWAR SISWADI