TEMPO.CO, Padang - Politikus Partai Golongan Karya, Priyo Budi Santoso, menyatakan adanya bukti rekaman pembicaraan antara Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoedin membuat Setya sulit mengelak.
"Kalau saya lihat rekamannya, memang mengerikan itu. Tak bisa mengelak," ucap Priyo setelah mengikuti kampanye akbar pemilihan gubernur di Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu, 28 November 2015.
Baca juga:
Dituduh Suka Pamer Barang Mewah: Ayo Tebak, Apa Jawab Syahrini
Duh, Diduga ISIS, 6 Wanita Indonesia Dideportasi Turki
Priyo mengatakan partainya masih menunggu hasil sidang Mahkamah Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat agar kasus itu terang-benderang. "Kami menyerahkan sepenuhnya kepada MKD. Tapi (Prosesnya) harus secara terbuka dan jangan ditutupi," tuturnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Alam Sudirman Said melaporkan Ketua DPR Setya Novanto ke MKD atas dugaan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam rangka membantu memuluskan perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia. Dalam pertemuan dengan pihak Freeport itu, Setya ditemani pengusaha Muhammad Riza Chalid.
Menurut Priyo, MKD harus membuktikan kebenaran rekaman tersebut. Jika MKD menyatakan Setya tidak bersalah, Setya harus mendapatkan hak untuk merehabilitasi nama baiknya. Sebab, ujar Priyo, kasus ini sudah menjadi konsumsi publik.
"Tapi, kalau kemudian rekaman tersebut memang demikian adanya, kami pun akan mengikhlaskan semua yang terjadi. Sebab, apa pun yang terjadi, Golkar akan tetap memilih membersihkan diri dan memilih untuk ke depannya menjauhkan diri dari praktek seperti itu," tuturnya.
Priyo membantah Golkar akan membentengi Setya. Sebab, kata dia, Golkar berpikir jernih dalam melihat kasus ini. "Kalau yang terjadi terbukti, apa boleh buat, kami akan ikhlaskan. Toh, di Golkar masih bertebaran tokoh-tokoh yang memungkinkan bisa didorong untuk ke sana (menggantikan Setya Novanto)," ucapnya.
Apalagi, tutur dia, publik sudah mengetahui kasus ini. Jadi, sekuat apa pun itu, tak akan bisa dibentengi.
ANDRI EL FARUQI
Baca juga:
Jokowi Biarkan TNI Beli Heli Asing, PT Dirgantara Hancur?
Dituduh Suka Pamer Barang Mewah: Ayo Tebak, Apa Jawab Syahrini