TEMPO.CO, Padang - Hujan deras yang mengguyur sejumlah daerah di Sumatera Barat menyebabkan tanah longsor dan menutup badan jalan yang menghubungkan Bukittinggi-Sumatera Utara, di Jorong Muaro Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuah, Kabupaten Agam, Jumat, 27 November 2015.
"Tanah longsor setinggi 4 meter dan sepanjang 15 meter menutupi badan jalan," ujar Kepala Bidang Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Agam Nizbur, Sabtu, 28 November 2015.
Akibatnya, kata Nizbur, jalur penghubung dua provinsi tersebut putus total. Tanah longsor yang menutupi badan jalan itu menyebabkan kemacaten dari dua arah, yaitu dari arah Sumatera Utara dan dari arah Bukittinggi.
Menurut dia, tanah longsor yang terjadi sejak pukul 04.30 WIB itu diduga akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut sejak Jumat malam, sehingga bukit yang berada di tepi jalan itu longsor dan menutupi jalan. "Kami langsung menuju lokasi untuk melakukan pembersihan bersama anggota TNI, Dinas Pekerjaan Umum, dan anggota Polres," ujarnya.
Nizbur mengatakan, sekitar pukul 13.00 WIB, kendaraan sudah bisa melalui jalur tersebut dengan sistem buka-tutup.
Tanah longsor itu juga menghantam satu rumah milik Risman, 28 tahun. Namun tidak ada korban jiwa. Hanya ada satu warga atas nama Idadari, yang terluka akibat hantaman longsor. "Korban mengalami luka lecet di sekucur tubuh. Tapi sekarang sudah mendapatkan perawatan di puskesmas terdekat," ujarnya.
Selain tanah longsor, banjir melanda Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat kemarin. Sekitar 350 unit rumah terendam akibat hujan lebat sejak Jumat siang, sehingga volume air meningkat dan beberapa sungai meluap. "Banjir terjadi di beberapa titik di Kota Bukittinggi. Korban diperkirakan sekitar seribuan orang," ujarnya.
Menurut dia, banjir terjadi di Kelurahan Pulau Anak Air, Pintu Kabun Campago Guguk Balek, Kecamatan Mandiangin, Kelurahan Tarok Dipo, Pakan Kurai, dan Kelurahan Pakan Labuah Birugo, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh. Ketinggian air berkisar 50 sentimeter-1 meter.
ANDRI EL FARUQI