TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengatakan terdapat 31 anak di bawah usia 2 tahun yang meninggal sejak Oktober 2015 di Papua. Tim investigasi sudah dikirim ke Papua, tepatnya di Kabupaten Nduga, untuk menyelidiki dan mengidentifikasi penyebab kematian tersebut. “Yang kami dengar ada demam, kejang-kejang, dan diare. Tapi itu belum akurat,” ujar dia di kantornya pada Jumat, 27 November 2015.
Nila mengaku kesulitan memantau tim yang telah dikirim karena tidak ada sinyal. Untuk sampai ke lokasi, kata dia, pihaknya harus menempuh perjalanan darat selama 6-8 jam dengan berjalan kaki karena tidak bisa dijangkau dengan kendaraan. Tim yang dikirim adalah para ahli epidemiologi untuk mengetahui penyebab utama kematian tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Muhammad Subuh tidak berani menyimpulkan jenis penyakit yang menyebabkan kematian 31 anak tersebut.
Ia menambahkan, selain anak-anak, hewan ternak di Kabupaten Nduga, Papua, banyak yang mati. Tim dari Kementerian Pertanian, ujar dia, sudah berada di lokasi untuk mengidentifikasi penyebab kematian tersebut.
Meskipun demikian, ada dugaan 31 anak tersebut menderita malaria. Subuh mengatakan Papua merupakan daerah dengan jumlah kasus penyakit malaria terbesar dari seluruh provinsi di Indonesia. Sebesar 80 persen angka malaria tertinggi berada di lima provinsi, di antaranya Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua, dan Papua Barat. Dari lima provinsi itu, kata dia, angka di Provinsi Papua paling besar.
Ada banyak kemungkinan yang terjadi sebagai penyebab kematian 31 anak itu. Subuh tidak ingin berandai-andai. Meski demikian, diagnosis terhadap kematian tersebut bisa karena malaria, meningitis, atau bronkitis akut.
DANANG FIRMANTO