TEMPO.CO, Madiun -Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur menggelar rapat pembuktian keterlambatan pembangunan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Jumat, 27 November 2015. Pertemuan itu untuk mencari penyebab melesetnya target pengerjaan proyek senilai Rp29,3 miliar yang ditargetkan selesai 74,83 persen namun hanya terealisasi 62,17 persen atau kurang 12,65 persen pada periode 16 - 22 November 2015.
"Rekanan menyampaikan keterlambatan ini karena kurangnya tenaga kerja dan masalah material bangunan," kata Sekretaris DPRD Kota Madiun, Agus Sugijanto, seusai rapat yang dihadiri pelaksana proyek PT Aneka Jasa Pembangunan, manajemen konstruksi PT Parigraha, pejabat dari Bagian Administrasi Pembangunan Pemkot Madiun, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Sekretariat DPRD selaku pengguna anggaran mendesak rekanan segera memenuhi tunggakan pekerjaan. Sehingga pada batas akhir pekerjaan sesuai kontrak pada 26 Desember 2015 bisa rampung 100 persen. "Kami tetap akan memutus kontrak kalau sampai batas waktu yang ditentukan proyek tidak selesai," ujar Agus.
Sebelum kontrak diputuskan, Sekretariat akan mengirimkan teguran pertama kepada rekanan. Bila pencapaian pekerjaan tetap tidak mencapai target maka rapat pembuktian kedua digelar dan dikuti peringatan tertulis lagi.
Tunggakan pekerjaan yang harus dipenuhi pihak rekanan itu adalah membangun gedung utama di atas lahan 14 ribu meter persegi. Di dalamnya terdiri dari sejumlah ruang seperti untuk rapat paripurna, komisi, fraksi, dan sekretariat dewan. "Kalau untuk luarnya seperti pagar, musala, dan kantin dianggarkan tahun depan."
Perwakilan PT Aneka Jasa Pembangunan, Moh.Sonhaji optimistis pekerjaan proyek fisik tersebut rampung tepat waktu. Upaya yang dilakukan dengan menerapkan kerja lembur hingga dini hari dan menambah jumlah pekerja yang sebelumnya 300 menjadi 400 orang. "Mereka bekerja berdasarkan shift."
Sedangkan masalah minimnya ketersediaan material bangunan seperti batu koral dan pasir, ia menyatakan telah didatangkan dari Ponorogo. "Bahan untuk pengecoran memang sulit tapi sudah ada solusinya," ujar Sonhaji.
NOFIKA DIAN NUGROHO