TEMPO.CO, Semarang - Pengasuh pondok pesantren Raudlatuh Tholibin di Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Ahmad Mustofa Bisri akan mengunjungi tenda perjuangan yang didirikan warga penolak pabrik penambangan PT Semen Indonesia di Desa Tegaldowo, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang, Sabtu 28 November 2015i.
Rencana kedatangannya tokoh Nahdlatul Ulama itu, disampaikan setelah ibu-ibu dari Tegaldowo mendatangi kediaman Gus Mus di komplek pondok pesantren Leteh Rembang. “Kami menyampaikan berbagai masalah soal pabrik semen. Alhamdulillah, beliau berencana ke tenda perjuangan kami,” kata aktivis Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Rembang Sukinah usai bertemu Gus Mus, Jumat 27 November 2015.
Baca Juga:
Tenda penolakan pabrik semen di Rembang didirikan sejak 16 Juni 2014 lalu. Saat itu, PT Semen Indonesia melakukan acara peletakkan batu pertama pendirian pabrik. Kala itu, ratusan warga didominasi kaum perempuan mendatangi tapak pabrik. Mereka berkebaya dan bercaping. Namun, ibu-ibu itu diusir aparat keamanan. Sejak saat itu hingga kini, tenda itu itu masih terus dihuni ibu-ibu.
Sukinah bersama lima ibu lain mengaku sudah menyampaikan situasi terbaru tentang kondisi warga yang menolak pendirian pabrik. Selama ini, kata dia, warga penolak sudah melakukan berbagai upaya untuk menolak pendirian pabrik semen. Tapi, upaya itu belum juga berhasil.
Beberapa waktu lalu, penolak pabrik semen di Rembang menantang pihak investor untuk membuktikan keberadaan gua yang harus dilestarikan. Tapi, upaya itu juga gagal. “Karena pihak perusahaan tidak pernah merespon hal tersebut,” kata Sukinah.
Aktivis Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang Maya Latifasari menyatakan agenda Gus Mus ke tenda tolak pabrik semen adalah untuk berkunjung dan melihat langsung kondisi ibu-ibu yang masih terus berjuang untuk mempertahkan kelestarian pegunungan Kendeng di Rembang. “Ya sudah kalau begitu saya akan datang ke tenda besok pagi,” kata Maya menirukan ucapan Gus Mus.
ROFIUDDIN