TEMPO.CO, Probolinggo - Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Ayu Dewi Utari mengatakan akses pengunjung untuk mendekat ke kawah Gunung Bromo dibuka lagi mulai Sabtu besok, 28 November 2015. "Kami longgarkan per besok pagi," kata Ayu, Jumat, 27 November 2015.
Menurut Ayu, berdasarkan hasil pantauan terakhir, kondisi Gunung Bromo lebih stabil setelah sebelumnya sempat bergolak. "Bau belerang sudah tidak tercium, asap putih tipis mengarah ke barat," ujarnya.
Aktivitas vulkanis Gunung Bromo dilaporkan meningkat pada Kamis malam, 12 November 2015. Peningkatan aktivitas ditandai dengan kenaikan gempa tremor serta perubahan secara visual gunung berapi dengan ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut itu. Akses untuk mendekat ke kawah Bromo pun ditutup.
Pos Pengamatan Gunung Bromo di Dusun Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, saat itu menyebutkan terjadi peningkatan gempa tremor dari sebelumnya dengan amplitudo maksimum 0,5-2 milimeter atau 0,5-3 milimeter menjadi 0,5-4 milimeter.
Sedangkan berdasarkan pengamatan secara visual, kawah Gunung Bromo menyemburkan asap putih kelabu sedang-tebal dengan tekanan lemah-sedang. Padahal sebelumnya asap yang keluar putih tebal dengan tekanan lemah. Status Bromo saat ini masih tetap pada level waspada.
Bromo terakhir mengalami erupsi pada akhir 2010 hingga status ditingkatkan menjadi siaga. Berdasarkan sejarah erupsi, Bromo memiliki siklus letusan lima tahun sekali. Jika berdasarkan siklus tersebut, Bromo akan mengalami erupsi pada tahun ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo Dwijoko berharap siklus erupsi lima tahunan hanya mitos. "Semoga tidak terjadi," tutur Dwijoko.
Ihwal abu tipis yang sempat menyiram kawasan Bromo beberapa hari terakhir ini, kata Dwijoko, hal itu merupakan fenomena biasa. "Kalau arah angin sedang mengarah ke Sukapura, abu jatuh di sekitar lautan pasir serta permukiman terdekat," ucapnya.
DAVID PRIYASIDHARTA