Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Nduga Papua: Kelaparan, Sakit, dan Makan Ternak Mati  

image-gnews
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua menyerahkan bantuan kepada korban krisis pangan di Kabupaten Puncak, Lani Jaya dan Nduga, 17-19 Juli 2015. (Foto: BNPB)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua menyerahkan bantuan kepada korban krisis pangan di Kabupaten Puncak, Lani Jaya dan Nduga, 17-19 Juli 2015. (Foto: BNPB)
Iklan

TEMPO.CO, Wamena - Kematian yang terjadi di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, dengan data jumlah korban yang cukup banyak membuat pemerintah kabupaten setempat dan Kepolisian Resor Jayawijaya turun langsung ke lokasi tersebut untuk memastikan data jumlah korban meninggal.

Di samping menggali informasi mengenai jatuhnya korban jiwa, tim kesehatan dari Polres dan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Kepolisian Daerah Papua dibantu tim kesehatan dari Distrik Mbua, melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat di tiga distrik, yaitu Mbua, Mbuyalma, dan Distrik Ndal.

Wartawan Jubi yang berkesempatan ikut bersama rombongan Polres Jayawijaya dan Kepala Distrik Mbua melalui jalan darat dari Wamena ke Mbua sejak Rabu sore, 25 November 2015, dengan perjalanan yang ditempuh kurang-lebih selama lima jam, untuk melihat langsung kondisi yang terjadi di Distrik Mbua. Kamis, 26 November 2015, sejak pukul 07.00, waktu Papua, pengecekan data dan pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat dimulai dengan melibatkan kurang-lebih tujuh tenaga medis, baik dari Polres dan Polda Papua maupun tim kesehatan dari Distrik Mbua sendiri.

Diawali dengan pertemuan antara Kapolres Jayawijaya, Kepala Distrik Mbua, beserta para masyarakat dan tokoh gereja, kebenaran data yang muncul dari berbagai pihak dilakukan kecocokan secara bersama. Dari pertemuan tersebut, sesuai keterangan dari tokoh gereja atau ketua klasis, bahwa korban meninggal yang disampaikan dari masyarakat dan diketahui sebanyak 44 orang baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun sesuai pendataan yang dilakukan tim kesehatan di Distrik Mbua, Nduga, korban meninggal baru terdata sebanyak 32 orang. Namun hal itu masih akan dicek lagi kebenarannya.

Dari hasil pertemuan itu juga, ketua klasis menyebutkan awal terjadinya kematian masyarakat di Distrik Mbua karena kelaparan dan perubahan cuaca hingga terserang penyakit. Selain itu, hasil kebun masyarakat yang tidak berhasil, banyaknya hewan ternak, seperti babi dan ayam yang mati. Warga pun memakan daging ternak yang sudah mati itu.

“Jadi, korban meninggal itu bukan hanya dari Distrik Mbua saja, tetapi dari dua distrik pemekaran Mbua lainnya yaitu distrik Mbuyalma dan Ndal. Namun jumlah korban jiwa yang beredar di luar, kami masyarakat dan pihak gereja juga kaget,” kata salah seorang tokoh masyarakat di Distrik Mbua, dalam pertemuan yang digelar di lapangan terbang Distrik Mbua, Kamis, 26 November 2015.

Kapolres Jayawijaya Ajun Komisari Besar Semmy Ronny Thabaa menjelaskan, untuk menindaklanjuti peristiwa meninggalnya puluhan warga di Distrik Mbua, hasil investigasi sementara gabungan antara Polres Jayawijaya dan Pemerintah Kabupaten Nduga, dalam hal ini tim kesehatan di Distrik Mbua, bahwa data awal yang diperoleh sementara 32 orang yang sudah meninggal dunia. Namun diakui Semmy, data ini masih dapat berubah, tim masih akan bekerja untuk klarifikasi dan kroscek data yang didapat di tempat kejadian perkara di distrik ini.

Semmy menyebutkan, korban meninggal belum jelas penyebabnya. Namun data awal disebutkan dari hasil pertemuan yaitu karena kemarau panjang yang menyebabkan kebun masyarakat tidak berhasil, sehingga ternak-ternak, seperti babi dan ayam yang mati sempat dikonsumsi masyarakat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Ilustrasi daun bidara. Shutterstock
Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit


Kuliah Tak Tepat Waktu, 142 Mahasiswa Asal Papua di Luar Negeri Dipulangkan

17 April 2022

14 mahasiswa baru dari Indonesia asal Papua tiba di Rusia atas beasiswa dari pemerintah Rusia. Sumber: dokumen KBRI Moskow, Rusia.
Kuliah Tak Tepat Waktu, 142 Mahasiswa Asal Papua di Luar Negeri Dipulangkan

Pemerintah Provinsi Papua akan memulangkan 142 mahasiswanya yang kuliah di luar negeri karena tidak menyelesaikan studi tepat waktu.


Bappeda Papua Sebut Pemkot Akan Dapat Jatah Dana Otsus Lebih Besar

12 Desember 2021

RUU Perubahan Tentang Otsus Papua Disahkan Jadi UU, Mendagri: Wujud Komitmen Pemerintah Sejahterakan Masyarakat Papua
Bappeda Papua Sebut Pemkot Akan Dapat Jatah Dana Otsus Lebih Besar

Pemkab dan Pemkot di Papua akan mendapatkan kewenangan pengelolaan dana otonomi khusus (otsus) lebih besar dari Pemprov.


KPK-Fitra Sepakat Tingkatkan Pengawasan Anggaran Di Papua

20 Mei 2021

Dialog Otonomi Daerah bertajuk
KPK-Fitra Sepakat Tingkatkan Pengawasan Anggaran Di Papua

KPK dan Seknas Fitra memberikan sejumlah rekomendasi yang harus dijalankan oleh Pemprov Papua dan Pemprov Papua Barat.


Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

8 Februari 2021

Ilustrasi adopsi anjing dan kucing. Salemcountyhumanesociety.org
Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.


Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

8 Februari 2021

Petugas BPBD DKI Jakarta mengevakuasi korban banjir di RT11 RW05 Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, menggunakan perahu karet, Minggu (7/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Ciliwung. (ANTARA/HO-BPBD DKI).
Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.


Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

7 Februari 2021

Firmanzah, Rektor Paramadina. Facebook
Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.


Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

7 Februari 2021

Ilustrasi stroke. healthline.com
Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.


Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

6 Februari 2021

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.


Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.