TEMPO.CO, Jakarta - Sikap pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab kembali menuai kecaman. Pentolan FPI itu memplesetkan sampurasun, ungkapan salam masyarakat Sunda, menjadi campur racun. Perbuatan Rizieq itu mengundang amarah masyarakat Sunda, khususnya Angkatan Muda Siliwangi (AMS). Rizieq dianggap telah melecehkan budaya dan bahasa Sunda. AMS lantas melaporkan Rizieq ke polisi, AMS juga melarang Rizieq menginjakkan kaki di Jawa Barat. Sebenarnya sikap kontroversi yang mengundan kecaman publik itu bukan pertama kali Rizieq lakukan, Kamis, 26 November 2015.
Tempo mencatat beberapa aksi Rizieq yang mengundang kritik dan kecaman publik. Seperti pada 2003, Rizieq melontarkan pernyataan yang dianggap menghina polisi dalam dialog di sebuah stasiun televisi. Ia sempat menjadi buruan hingga akhirnya ditangkap satuan polisi Polda Metro Jaya. Rizieq sempat divonis tujuh bulan kurungan dan dibebaskan pada November 2003.
Dingin lantai bui tidak membuat Rizieq jera. Pada Mei 2008 Rizieq kembali berulah. Dalam ceramah di Masjid Al Ishlah Petamburan. Rizieq memerintahkan pendukungnya untuk memerangi Ahmadiyah yang menurutnya sebagai ajaran itu sesat. Tak hanya itu, ia meminta pendukungnya untuk memerangi Ahmadiyah. Selanjutnya pada Juni 2008, FPI yang dipimpin Rizieq menyerang 27 aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monumen Nasional. Akibatnya sejumlah orang luka-luka. Polisi kembali menciduk Rizieq dan 59 Pengikutnya.
Februari 2012, FPI melalui Rizieq Shihab meminta kepada Kapolri Jenderal Timur Pradopo mencopot Kepala Polda Kalimantan Tengah Brigjen Daminaus Zacky. Alasannya, kehadiran FPI ditolak warga Kalimantan Tengah.
Tidak cukup warga biasa. Bahkan Presiden juga tidak luput dari ujaran pedas Rizieq. Pada Juli 2013, Rizieq mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai seorang pecundang. "Hanya seorang pecundang yang suka sebar fitnah dan bungkam terhadap maksiat," ujar Rizieq dalam pernyataanya yang dimuat di situs FPI kala itu. Pernyataan Rizieq itu merespon SBY yang sebelumnya mengatakan bahwa kericuhan FPI di Kendal telah menciderai ajaran Islam.
Pada November 2014, Rizieq juga pernah berseteru dengan Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Rizieq dan FPI menginginkan agar Ahok untuk turun dari jabatannya karena dianggap musuh Islam.
Dan baru-baru ini, Rizieq kembali menghebohkan publik karena memplesetkan sampurasun, ungkapan salam masyarakat Sunda, menjadi campur racun. Meski video pernyataan Rizieq itu tersebar di berbagai media sosial, toh Rizieq membantah telah melecehkan budaya Sunda. Dia justru mengkritik Bupati Purwakarta yang menghadirkan tradisi Sunda yang dinilai merusak umat Islam.
TEMPO.CO | LARISSA HUDA