TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menargetkan dalam pekan ini Badan Restorasi Gambut segera diresmikan. Badan akan diisi oleh pegiat lingkungan hidup, akademisi, pemerintah, dan LSM yang memiliki komitmen, dedikasi, dan pengetahuan di bidang lingkungan hidup.
"Orangnya dari manapun bisa asalkan yang punya rasa dan naluri untuk merestorasi, mengonservasi gambut. Minggu-minggu ini sudah rampung (berdiri) lah Badan Restorasi Gambut," kata Presiden Joko Widodo setelah menanam 2.000 pohon di Taman Hutan Rakyat Sultan Adam, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis, 26 November 2015.
Pendirian Badan Restorasi Gambut, menurut Jokowi, menunjukkan pemerintah serius memperbaiki tata kelola lahan gambut. Setelah badan ini terbentuk, Jokowi berharap peristiwa kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan bisa diminimalkan. Menurut dia, banyak negara sahabat dan lembaga donor internasional yang bersedia menyokong pendanaan Badan Restorasi Gambut. Presiden Jokowi mencontohkan Amerika Serikat dan Norwegia.
"Banyak-banyak sekali (yang membantu dana), di antaranya Amerika Serikat siap bantu US$ 2,8 juta, Norwegia hampir Rp 1 miliar, dan banyak lagi," kata Jokowi.
Saat ditanya mengapa proses penyidikan tersangka korporasi pembakar hutan dan lahan terkesan lambat, Jokowi menjawab, "Ya tanyakan ke Polri, kenapa kok lambat."
Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya hadir di Kabupaten Banjar untuk menanam 2.000 bibit pohon dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia 2015. Mereka juga memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa serta Bulan Menanam Nasional.
Setelah menanam pohon gaharu, Presiden Jokowi beserta rombongan keliling naik turun punggungan bukit di Tahura Sultan Adam. Jokowi ingin memastikan dan memberikan dukungan kepada peserta untuk serius memelihara tanaman.
"Indonesia penyumbang emisi karbon terbesar keenam di dunia. Tahun ini mungkin nomor satu. Ini bukan prestasi, tapi peringatan bagi kita," kata Jokowi.
Melalui gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon, ia berharap kontribusi Indonesia terhadap emisi karbon bisa ditekan hingga 29 persen pada 2030. Menurut Jokowi, upaya penanaman pohon untuk rehabilitasi lahan tidak perlu jutaan hingga miliaran pohon. "Cukup ribuan bibit pohon di 1-5 titik lokasi dan dirawat, gampang dilihat dan dipantau. Jangan dikasih hal-hal yang di luar logika, pasti saya ketawakan," kata Jokowi.
Dalam kegiatan itu, Presiden Jokowi sekaligus menyerahkan penghargaan kepada pemenang lomba penanaman pohon 2014, Lomba Wana Lestari 2015, penyematan tanda kehormatan satyalencana pembangunan, dan peluncuran perangko seri terbaru puspa dan satwa. Perangko seri puspa bergambar suweg. Adapun seri satwa bergambar beo Nias.
DIANANTA P. SUMEDI