TEMPO.CO, Purwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan pendiri Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, mengalihkan isu pelesetan sampurasun menjadi campur racun dengan menyerang dirinya. "Karena pernyataannya mendapatkan protes keras dari para tokoh Sunda bahkan sudah dilaporkan ke polisi, dia kemudian mengalihkan isu sebagai bahan pembenaran," kata Dedi, Kamis, 26 November 2015.
Dedi mengungkapkan, Rizieq semestinya mempertanggungjawabkan pelesetannya yang telah menyakiti perasaan suku Sunda dengan sikap ksatria. Bukan malah melebarkan persoalan ke mana-mana. "Dia enggak gentle," kata Dedi.
Dia juga mempersoalkan tudingan Rizieq yang ditulis melalui artikel berjudul Sampurasun yang dimuat pada situs pribadinya. Dalam tulisan itu, Rizieq menyatakan "campur racun" adalah perilaku Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Soal tudingan syirik, Dedi menegaskan Rizieq tidak bisa menghakimi dirinya. Karena soal syirik yang ditudingkan kepadanya sudah masuk dalam wilayah keyakinan atau ketauhidan. "Soal ketauhidan itu kan adanya di dalam hati, jadi enggak bisa ditebak-tebak seperti itu," katanya.
Tentang tudingan dia bukan sedang memasyakatkan sampurasun tetapi sedang merusak masyarakat Purwakarta dengan campur racun, Dedi menyatakan, Rizieq salah. Sebab, salam Sunda itu bukan saja dimasyarakatkan di Purwakarta bahkan sudah diucapkan di markas PBB saat pidato soal kebudayaan medio Agustus 2015.
Ihwal patung, Dedi menilai Rizieq bersikap tidak fair. Sebab, patung yang ada di Purwakarta semuanya tak ada yang mengandung unsur syirik. Patung-patung yang dibangun itu ada yang bentuk tokoh pewayangan, tokoh, dan pahlawan nasional, di antaranya patung Jenderal Sudirman, Sukarno, Mohamad Hatta, dan produk kreatif khas Purwakarta yakni keramik.
Selanjutnya: Dedi kemudian...