TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepala Kepolisian Resor Banyuwangi, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar Bastoni Purnama, mengatakan polisi terpaksa mengeluarkan tembakan dengan peluru karet karena massa merusak fasilitas perusahaan tambang emas PT Bumi Suksesindo.
"Apalagi jumlah polisi yang berjaga hanya 400 orang, tidak imbang dengan kekuatan massa yang mencapai ribuan," kata Bastoni saat dihubungi, Kamis, 26 November 2015.
Bastoni mengklaim hanya dua warga yang kena tembakan dalam kerusuhan yang berakhir Kamis dinihari tadi. Sementara, warga setempat mengklaim korban luka tembak berjumlah lima orang. “Laporan ke saya hanya dua, tapi masih saya cek lagi ke lapangan,” kata Bastoni.
Menurut Bastoni, selain warga, dua orang anggota polisi juga terluka parah karena insiden itu. “Kepala mereka bocor,” katanya.
Bastoni mengatakan Polres Banyuwangi berkewajiban menjaga aset pertambangan emas PT Bumi Suksesindo karena perusahaan itu sudah legal. Sehingga, kata dia, aset milik PT Bumi termasuk aset daerah dan aset nasional yang harus dijaga.
“Posisi polisi memang sulit. Terkecuali kalau itu tambang ilegal,” katanya lagi.
Seorang warga yang ikut berunjuk rasa, RD, mengatakan korban yang kena tembakan berjumlah lima orang. Tiga korban di antaranya bernama Jopan, Suyadi, dan Naryo. Ketiga dirawat terpisah di puskesmas dan rumah sakit. Sedangkan dua korban lain masih disembunyikan karena khawatir ditangkap.
"Selain korban penembakan, ada tiga warga lain yang terluka karena diduga dianiaya oleh polisi," ujarnya.
Menurut RD, warga merusak fasilitas PT Bumi Suksindo sebagai puncak kemarahan. Sebab warga sudah menolak kehadiran tambang sejak 2007. “Kami ini sudah jenuh. Kami hanya minta tambang emas ditutup,” katanya.
IKA NINGTYAS
Baca juga:
Di Balik Heboh Setya Novanto: 3 Hal Penting yang Perlu Anda Tahu
Segera Dipanggil Mahkamah, Ini Sederet Jerat Setya Novanto