TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, lima proyek pembangunan jalan akan dilakukan pada tahun 2016 mendatang. Menurut Ridwan Kamil, pada Selasa, 24 November 2015 kemarin, dia bersama Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa telah membahas lima proyek pembangunan jalan yang akan menggunakan APBN tersebut bersama Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Alam Rizal Ramli. Pertemuan dilakukan di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman RI, Gedung I Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
"Kemarin kami rapat tentang infrastruktur. Ada beberapa proyek infrastruktur besar, yang pertama BIUTR (Bandung Intra Urban Tol Road) Pasteur-Cileunyi akan dipercepat tahun depan," kata Ridwan Kamil di Gedebage, Kota Bandung, Rabu 25 November 2015.
Ridwan Kamil menambahkan, ada kendala birokrasi dalam proyek pembangunan BIUTR. Untuk itu dia meminta bantuan Rizal Ramli. "Jalur dari arah Gasibu sampai Ujung Berung ada tanah milik 18 Kementrian. Susah untuk birokrasinya. Makanya kemarin minta bantuan menteri Rizal Ramli. Kita pemerintah daerah susah ngetok pintu satu-satu, kecuali perintah menteri," tuturnya.
Proyek lainnya yang akan dibangun tahun depan adalah fly over Jalan Jakarta, Antapani. Jalur tersebut rawan kemacetan. "Itu jalur sangat padat, ribuan mobil lewat tapi mulutnya cuma disitu," akunya.
Fly over lainnya juga akan dibangun di Jalan Soekarno-Hatta. Masing-masing di Kopo dan Buahbatu. Proyek jalan terakhir adalah underpass Cibiru. Desainnya, lanjut Ridwan Kamil, sudah masuk bersamaan dengan desain gerbang pintu kota.
"Desainnya underpass supaya Bundaran Cibiru bisa didesain gerbang. Jadi orang dari priangan timur bisa melihat bundaran istimewa seperti bundaran HI di Jakarta. Akhir tahun 2016-2017 titik kemacetan di Kota Bandung berkurang," katanya.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, rencana jalan tol dalam kota atau Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) melewati 21 lokasi lahan milik 16 Kementerian dan Lembaga negara. “Yang baru mendapat persetujuan dari 21 lokasi itu baru dari BKN (Badan Kepegawaian Nasional), BPS (Badan Pusat Statistik), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” kata dia di Bandung, Rabu, 25 November 2015.
Iwa mengatakan, jalan tol BIUTR memiliki panjang keseluruhan 27,3 kilometer. Jalan tol tersebut menembus Kota Bandung dari pintu tol Pasteur menuju pintu tol Cileunyi sepanjang 20,6 kilometer, sisanya dari Ujungberung menuju pintu tol KM149 di jalant tol Padalarang-Cileunyi. "Pertemuannya di Ujungberung," kata dia.
Dari pintu tol Pasteur menuju pintu tol Cileunyi misalnya melewati jalan layang Pasupati, Jalan PH Moestopa, Cicaheum, serta Ujungberung. Sebagian jalan tol tersebut dibangun melayang, dan ada sebagian berupa underpass. Ruas selanjutnya dari Ujungberung menuju KM149 melewati wialyah Gedebage. Pembangunan jalan tol itu misalnya, memaksa kantor Kementerian dan Lembaga negara di sepanjang rute jalan tol itu untuk memundurkan pagarnya.
Iwa mengatakan, sepanjang rencanan jalan tol itu melewati 21 lahan perkantoran milik Kementerian dan Lembaga Negara. Yakni Kantor Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Imigrasi Kelas 1 Bandung, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, Kopertis IV Jawa Barat, Perumnas, BPK, Badan Kepegawaian Nasional, Puslitbang Kementerian Pekerjaan umum, Lapas Sukamiskin, kompleks Yon Zipur serta Koramil, Polsek Ujungberung, Polsek Panyileukan, serta Polsek Cibeunying, termasuk kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
Menurut Iwa, dalam dalam rapat membahas percepatan pembangunan jalan tol itu di kantor Kementerian Koordinator Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya yang dihadiri juga Walikota Bandung sehari sebelumnya, Menteri Rizal Ramli menjanjikan mendukung percepatan pembangunan jalan tol tersebut. “Kami mengusulkan Kementerian Koordinator bidang terkait untuk memfasiltias pemberian persetujuan izin prinsip dari instansi yang terkena proyek sehingga pembebasan lahan bisa segera dilaksanakan,” kata dia.
Iwa mengatakan, pembangunan jalan tol BIUTR itu rencananya akan dibiayai Jepang. “Pendanaan sedang dalam proses oleh Kementerian Pekerjaan Umum dari JICA,” kata dia.
Sebagian jalan tol itu juga tengah digarap pemerintah pusat. Salah satunya membangun jalan tol itu dari pintu tol KM149 menuju wilayah Gedebage. “Yang sedang dalam proses pembangunan ini sepanajng 0,658 kilometer dari KM149 yang akan dilanjutkan sampai ke Gedebage,” kata Iwa. Pembangunan selanjutnya dari Gedebage menuju Ujungberung sepanjang empat kilometer rencananya akan ditawarkan lewat tender investasi menunggu ruas Km149-Gedebage tuntas.
Iwa mengatakan, Kota Bandung membutuhkan jalan tol BIUTR ini untuk mengurangi dampak kemacetan. “Terutama saat jam-jam sibuk. Kemacetan bisa di urai 50 persen sampai 60 persen,” kata dia.
Jalan tol BITR tersebut juga menjadi alternatif bagi pengunjung yang hendak memasuki Kota Bandung yang saat ini terkonsentrasi hanya di pintu tol Pasteur. “Nantinya ada emapt sampai lima pitnu masuk Bandung supaya di Pasteur tidak terlalu macet,” kata Iwa.
Jalan tol BIUTR dirancangn memiliki panjang seluruhnya 27,3 kilometer. Jalan tol itu memiliki dua lajur pada masing-masing sisinya, dengan lebar keseluruhan 30 meter. Biaya investasi pembangunan jalan tol itu ditaksir menembus Rp 6,9 triliun dengan biaya pembebasan lahan menembus Rp 1,3 triliun.
PUTRA PRIMA PERDANA | AHMAD FIKRI