TEMPO.CO, Makassar - Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Badrodin Haiti, angkat bicara ihwal beredarnya ancaman teror yang diduga dilakukan pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso Abu Wardah, yang mengincar Istana Negara dan Kepolisian Daerah Metro Jaya. Ancaman teror itu diketahui beredar di Facebook. Kelompok MIT yang disinyalir merupakan jaringan dari ISIS itu merilis audio bergambar berdurasi 9 menit 34 detik.
Badrodin mengatakan, pihaknya akan menumpas semua aksi terorisme di Indonesia. "Silakan saja. Kami sudah menyiapkan langkah antisipatif dengan meningkatkan keamanan," kata Badrodin di Makassar, Selasa, 24 November 2015.
Badrodin menambahkan, pengejaran Santoso dan jaringan terorisnya yang bersarang di Poso telah dilakukan. Bahkan kepolisian sempat mengklaim titik-titik persembunyian Santoso telah terdeteksi. "Operasi ini dengan sandi Camar Maleo IV," ujar Badrodin.
Disinggung soal perkembangan pengejaran Santoso, Badrodin enggan memberikan jawaban pasti. Ia sebatas menyebut tentunya sudah ada perkembangan terkait dengan operasi penumpasan teroris itu tapi belum dapat dibeberkannya. "Nanti saja," ujar Badrodin yang baru saja dianugerahi gelar adat bangsawan Bugis Bone dari pemangku adat dan pemerintah Kabupaten Bone.
Adapun ancaman teror audio bergambar pada akun Facebook itu menyatakan akan mengibarkan panji hitam yang menjadi simbol ISIS di Istana Negara dan menghancurkan Polda Metro Jaya.
"Yang kalian percaya atau tidak percaya, suka atau tidak suka, rela atau tidak rela, Panji Hitam ini akan berkibar dengan izin Allah di atas Istana Merdeka, dan akan kami hancurkan Polda Metro Jaya," ujar suara pendakwah dalam audio tersebut, yang diduga telah beredar sejak Minggu malam, 23 November 2015.
Tidak sebatas melakukan ancaman terhadap Polda Metro Jaya, video yang ditujukan kepada pejabat pemerintah itu juga meminta mereka untuk bertobat. Dengan mengatasnamakan Tuhan dan jihad, mereka mengancam akan menghancurkan pemerintah dengan berondongan senapan dan pembantaian.
TRI YARI KURNIAWAN