TEMPO.CO, Serang - Memasuki musim hujan, bencana banjir dan tanah longsor masih akan menjadi ancaman di sebagian wilayah di Provinsi Banten, seperti di Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, dan Tangerang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten Komari mengatakan 95 kecamatan di Provinsi Banten dinyatakan rawan banjir. Tidak hanya itu, sebanyak 29 kecamatan di semua wilayah Banten juga dinyatakan rawan terjadi bencana tanah longsor.
“Memasuki musim hujan ini, kami telah mempersiapkan, di antaranya, pemetaan wilayah yang rentan bencana banjir dan tanah longsor. Persiapan telah kami lakukan sebagai antisipasi,” kata Komari, Selasa, 24 November 2015.
Menurut dia, banjir besar masih mengancam beberapa kecamatan di Banten, di antaranya Kecamatan Kragilan, Cikande, Cikeusal, Kopo, Kresek, Kronjo, Baros, Bojonegara, Bojong, Cigeulis, Cikeusik, Cinangka, Ciruas, Kasemen, Labuan, Malingping, Munjul, Pagelaran, Pamarayan, Pandeglang, Petir, Pontang, Rangkasbitung, Serang, Walantaka, Balaraja, Bayah, Ciledug, Cileles, Cimarga, Leuwidamar, Pasarkemis, Pondok Aren, Sajira, dan Tangerang.
Di Kota Tangerang, daerah rawan banjir adalah di sekitar Ciledug, di Kabupaten Tangerang di Kronjo, Sela Panjang, dan sejumlah wilayah lainnya. “Yang terpenting sekarang ini adalah sistemnya terkoordinasi dengan baik dan terorganisasi. Jika terjadi banjir lagi, pemerintah sudah siap menangani,” ujarnya.
Menurut Komari, tanah longsor terjadi karena penebangan pohon di daerah curam atau perbukitan secara besar-besaran. “Untuk itu masyarakat juga harus memperhatikan kearifan lokal di daerahnya, terutama bagi daerah yang berbukit,” tuturnya.
Komari berharap masyarakat di daerah rawan bencana longsor tetap waspada. Apalagi, kata dia, saat ini telah memasuki musim hujan. “Dalam pencegahan terjadinya bencana longsor, harus ada hubungan sinergis berbagai pihak. Berdasarkan informasi dari BMKG, curah hujan tinggi akan terjadi pertengahan bulan ini hingga Desember mendatang," ucapnya.
WASI’UL ULUM