TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah Siti Hindun, ibunda Muhammad Riza Chalid dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Keluarga yang mengiringinya pun terlihat berduyun-duyun melepas kepergiannya, Senin, 23 November 2015.
Pantauan di lapangan, pemakaman jenazah tampak dihadiri oleh para pejabat tinggi seperti Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil DPR Fahri Hamzah, serta para pejabat partai politik seperti Anis Mata, Idrus Marham, dan Aburizal Bakrie.
Selain itu, penjagaan di lapangan begitu ketat sehingga wartawan tidak diizinkan meliput prosesi pemakaman. Tidak hanya wartawan, petugas makam pun juga tidak diperbolehkan untuk terlibat dalam prosesi pemakaman tersebut.
BERITA MENARIK
Rombongan HMI 21 Bus Mampir di Restoran, Makan, Lalu Kabur
Setya Novanto Didesak Mundur: Bila Tak Mau, Ada Ancamannya
Satpam hanya berdiri menjaga di gerbang pemakaman. Empat personel polisi turut menjaga prosesi pemakaman yang berlangsung selama dua jam. Sementara itu, wartawan hanya dibiarkan menyaksikan prosesi pemakaman sekitar 200 meter dari pusara pemakaman.
"Aneh, baru kali ini aku dilarang masuk. Padahal komandanku ada di situ, sudah bilang 'ini anak buah saya' tapi tetap saja enggak boleh masuk. Memang siapa, sih, yang meninggal kok ketat banget penjagaannya?" kata seorang satpam makam.
Jenazah Ibunda Riza Chalid, Siti Hindun, meninggalkan rumah duka di Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Usai disalatkan di rumah duka, jenazah dibawa menuju TPU Jeruk Purut, sekitar pukul 11.50 WIB. Senin 23 November 2015.
Adapun nama Riza melambung di tengah skandal dugaan percaloan saham PT Freeport Indonesia yang melibatkan Setya Novanto. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said melaporkan Setya karena diduga mencatut nama presiden untuk mendapat saham di Freeport.
SIMAK PULA
Rekan 'Mama Minta Pulsa' Geng Pemalsu Ijazah: Ini Tarifnya
Kisruh Sampah Jakarta: Inilah Dosa Pengelola versi Ahok
Setya diduga juga meminta bagian saham untuk proyek listrik Urumuka di Timika, Papua sebesar 49 persen jika Freeport berhasil memperpanjang kontraknya. Dalam laporannya Sudirmanmembawa bukti berupa transkrip dan rekaman berisi percakapan.
Percakapan itu terjadi antara Setya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin serta bos minyak Mohamamd Riza Chalid. Setya sendiri sudah mengakui adanya pertemuan itu, namun dia berkali-kali membantah meminta saham dan mencatut nama Jokowi.
"Saya enggak merasa bersalah. Saya merasa difitnah, saya merasa dizalimi, saya merasa diperlakukan tidak adil, saya heran apa salah saya. Kita lihat perkembangannya," kata Setya usai menggelar rapat tertutup dengan pemimpin redaksi media massa, di Wisma Antara, Jakarta, Senin, 23 November 2015.
ABDUL AZIS | AYU PRIMA SANDI
BACA JUGA
Keributan Terjadi di Rumah Duka Ibunda Riza Chalid
Kongres HMI Ricuh, Anggota Panitia Kena Anak Panah