TEMPO.CO, Ternate - Petugas di Pos Pemantauan Gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara, meminta warga tidak mendekati kawah gunung hingga radius 2 kilometer. Hal ini akibat aktivitas Gunung Gamalama yang terekam mengalami peningkatan sejak terjadinya gempa pada Jumat, 20 November 2015.
Darno La Mane, Kepala Pos Pemantauan Gunung Gamalama, mengatakan, berdasarkan pemantauan menggunakan seismograf, tercatat 6 kali gempa embusan, 1 kali gempa vulkanis, 1 kali gempa tremor secara terus-menerus dengan amplitudo 1-2 milimeter.
Tak hanya itu, Gunung Gamalama juga terlihat mengeluarkan abu vulkanis setinggi 1.000 meter mengarah ke barat daya Ternate. “Tapi status Gamalama masih ditetapkan pada level waspada. Dan saat ini kami telah mengintensifkan pemantauan aktivitas Gamalama,” ucap Darno, Senin, 23 November 2015.
Menurut Darno, meski Gamalama mengalami peningkatan, aktivitas nya masih tergolong aman untuk manusia. Dan peningkatan ini biasa terjadi akibat pengaruh aktivitas gempa di Maluku Utara.
“Namun kami tetap mengimbau masyarakat Ternate waspada dan tidak melakukan aktivitas pendakian untuk sementara waktu. Kami juga telah meminta jalur pendakian ditutup,” ujarnya.
Gamalama merupakan satu dari lima gunung berapi di Maluku Utara. Gunung yang memiliki ketinggian 1.715 meter di atas permukaan air laut ini dikenal merupakan gunung berapi stratovolcano kerucut yang merupakan keseluruhan dari Pulau Ternate.
Sekitar 300 ribu penduduk berdiam di kaki Gunung Gamalama. Juli 2015, Gamalama mengeluarkan asap tebal dan membuat Bandara Sultan Babullah, Ternate, ditutup lebih dari sepekan. Saat itu lebih dari seribu orang mengungsi.
BUDHY NURGIANTO