TEMPO.CO, Subang - Sebanyak 27 desa di 14 kecamatan wilayah Subang, Jawa Barat, dinyatakan rawan longsor dan pergerakan tanah saat memasuki musim hujan. "Semua desa itu berada di wilayah selatan," kata Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Subang Jajang Abdul Muhaimin saat dihubungi Tempo, Senin, 23 Nopember 2015.
Desa-desa tersebut, ucap Jajang, di antaranya berada di Kecamatan Sagala Herang, Serang Panjang, Ciater, Kasomalang, Cisalak, Tanjungsiang, Cijambe, Subang, dan Dawuan. Ia mengaku telah melakukan pemetaan sebagai upaya antisipasi jika benar-benar bahaya longsor tersebut menerpa puluhan desa yang beberapa tahun sebelumnya pernah dilanda bencana longsor dan pergerakan tanah tersebut.
"Kami telah mewanti-wanti warga di sekitar desa-desa yang rawan longsor tersebut agar selalu bersikap waspada," ujar Jajang.
Kepada sebagian warga desa yang pernah dilanda bencana longsor dan pergerakan tanah yang dahsyat, Jajang menuturkan pihaknya telah memberikan pelatihan, terutama soal evakuasi. "Agar mereka tahu apa yang harus dilakukan jika bencana menyergapnya."
Khusus soal persiapan sumber daya manusia di Tagana, Jajang mengaku telah melakukan pelatihan keterampilan tingkat mahir bagi 80 anggota Tagana yang tersebar di berbagai kecamatan rawan bencana. "Mereka siap diterjunkan kapan pun ke setiap daerah bencana," ucapnya.
Kepala Seksi Bantuan Korban Bencana Dinas Sosial Kabupaten Subang Tito Purwanto mengatakan persediaan logistik buat memenuhi kebutuhan selama masa tanggap darurat bencana sudah mencukupi. "Kapan pun logistik dibutuhkan, kami siap mendistribusikannya," ujarnya.
Tito menuturkan pihaknya terus melakukan upaya koordinasi dengan berbagai pihak untuk memperbaharui informasi soal kerawanan bencana. "Informasi soal kerawanan bencana harus ter-update paling lambat setiap jam, terutama setelah kejadian," katanya.
NANANG SUTISNA