TEMPO.CO, Pekanbaru - Koordinator Presidium Majelis Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Mohammad Mahfud Md., meminta pengurus besar dan panitia Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru, Riau, mempertanggungjawabkan dana kongres HMI. Musababnya, sebagian dana penyelenggaraan suksesi kepengurusan organisasi mahasiswa itu adalah hasil bantuan sosial Pemerintah Provinsi Riau.
Dia meminta kongres HMI ini berjalan dengan baik. Ia juga mendesak panitia meminimalkan kericuhan yang terjadi. "Berkongreslah dengan benar karena mungkin respons dan kesimpulan banyak orang jangan-jangan selama ini salah," ujarnya di Hotel Labersa, Pekanbaru, Minggu, 22 November 2015.
Terkait dengan maraknya protes masyarakat terkait dengan besarnya dana daerah yang digelontorkan untuk pelaksanaan kongres, menurut Mahfud, pemerintah daerah tidak perlu terlalu merasa bersalah. "Karena demi pembangunan daerah juga. Yang penting semua bisa dipertanggungjawabkan," tuturnya.
Kongres HMI yang digelar di Pekanbaru, Riau, yang dibuka hari ini, menuai protes dari berbagai pihak. Pasalnya, kongres tersebut menghabiskan dana miliaran rupiah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Riau. Alokasi dana fantastis dari bantuan sosial yang dikucurkan untuk kongres HMI itu bahkan lebih besar dibanding anggaran pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau tahun 2015 yang hanya Rp 1,4 miliar.
"Ini sangat gila dan tidak masuk akal," kata koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau, Usman, Rabu, 18 November 2015. Belum lama ini, Riau selama berbulan-bulan dihantam kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Menurut Usman, kongres HMI di Riau tidak ada substansinya dengan kepentingan masyarakat setempat. Dia justru khawatir duit Rp 3 miliar itu nanti hanya menjadi lahan bancakan bagi mahasiswa beserta para wakil rakyat yang kebanyakan alumnus organisasi tersebut.
Kecaman terhadap HMI makin meningkat ketika kemarin ribuan kadernya melakukan aksi anarkistis. Mereka melakukan aksi tutup jalan dan membakar ban di depan Gedung Olahraga Pekanbaru. Akibatnya, terjadi kemacetan panjang di jalan protokol tersebut. Bukan hanya itu, ribuan anggota HMI itu juga merusak fasilitas umum. Kaca gedung Gelanggang Remaja pecah dilempari batu. Begitu juga pagar dan lampu taman, yang dirusak. Ribuan mahasiswa itu mengamuk menuntut disediakan penginapan dan akomodasi.
Sebelumnya, lebih dari seribu kader HMI asal Makassar juga telah memaksa naik kapal PT Pelni gratis untuk berangkat ke Pekanbaru. Tercatat, ada 1.048 kader HMI yang ikut dalam rombongan yang berangkat dari Makassar menuju Jakarta itu.
REZA ADITYA