Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Paku Alam IX Wafat, Jabatan Wakil Gubernur Dirangkap Sultan

Editor

Anton Septian

image-gnews
Abdi dalem memindahkan foto almarhum Paku Alam IX saat persemayaman terakhir di Pura Pakualaman, Yogyakarta, 21 November 2015. Paku Alam IX wafat dalam usia 77 tahun pada 21 November 2015, pukul 15.10 WIB. TEMPO/Pius Erlangga
Abdi dalem memindahkan foto almarhum Paku Alam IX saat persemayaman terakhir di Pura Pakualaman, Yogyakarta, 21 November 2015. Paku Alam IX wafat dalam usia 77 tahun pada 21 November 2015, pukul 15.10 WIB. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X akan mengirim surat resmi yang berisi laporan atas wafatnya Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX kepada Menteri Dalam Negeri pada 22 November 2015. Berdasarkan mekanisme, surat tersebut akan ditindaklanjuti soal rangkap jabatan Gubernur DIY yang juga sebagai Wakil Gubernur DIY.

“Jadi istilahnya bukan Gubernur sebagai pelaksana harian Wakil Gubernur. Tetapi jabatan Wakil Gubernur dirangkap Gubernur,” kata Sekretaris Daerah DIY Ichsanuri saat ditemui di sela acara takziah di Kadipaten Puro Pakualaman Yogyakarta, Sabtu, 21 November 2015.

Mekanisme tersebut telah diatur dalam UU Nomer 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY. Sebelum surat laporan resmi tersebut disampaikan, terlebih dahulu Ichsanuri telah menyampaikan pemberitahuan melalui pesan singkat kepada Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Dody Riatmadji. Kemudian dia menindaklanjuti dengan mengirimkan faksimile ke kementerian.  “Kalau surat rangkap jabatan itu kapan keluarnya, ya kami tunggu,” kata Ichsanuri.

Sementara itu, secara internal, keluarga dan kerabat Kadipaten Puro Pakualaman telah menunjuk putera mahkota yang merupakan anak sulung almarhum, Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo sebagai pelaksana harian kadipaten. Tugasnya adalah melaksanakan aktivitas harian secara struktural dan fungsional.

“Tapi bukan sebagai adipati, karena belum diangkat. Jadi namanya tetap sama,” kata Ketua Hudiyono atau Perkumpulan Kerabat Pakualaman di Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Kusumo Parasto saat ditemui di Kadipaten Puro Pakualaman, Sabtu, 21 November 2015.

Lantaran belum jumeneng atau naik tahta sebagai adipati, maka Suryodilogo pun tidak serta merta menjabat sebagai Wakil Gubernur DIY. Mengingat dalam UU Keistimewaan DIY, bahwa Adipati Puro Pakualaman yang bertahta sekaligus sebagai Wakil Gubernur DIY. Begitu pula dengan Raja Keraton Yogyakarta yang bertahta sekaligus menjadi Gubernur DIY.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses penunjukkan pangeran pati sebagai pelaksana harian kadipaten dilakukan sekitar dua jam sebelum PA IX wafat atau pada 21 November 2015 sekitar pukul 13.00. Penunjukkan dilakukan oleh keluarga dan kerabat melalui rapat internal yang berlangsung sejak pukul 10.00.

“Penunjukkan dilakukan karena PA IX sakit. Peran pelaksana harian berlaku hingga PA IX surut (wafat). Ternyata sore harinya, beliau wafat,” kata Kusumo yang juga menjabat sebagai Panghageng Kawedanan Pambudidaya Kadipaten Puro Pakualaman.

Berdasarkan keterangan Kepala Humas Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito Yogyakarta, Heru Trisno Nugroho, PA IX dirawat di Ruang VVIP Amarta sejak 4 November 2015 karena sakit tua. Lantaran kondisinya memburuk, PA IX kemudian dipindahkan ke ICU pada 16 November 2015 hingga wafat.

“Bapak sakit paru. Ada infeksi pada saluran pernafasannya,” kata istri Suryodilogo, Atika Purnamawati kepada Tempo.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

15 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

20 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

23 hari lalu

Solihin GP dan Presiden Soeharto (Dok. Facebook/Sejarah Sunda)
Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.


Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

23 hari lalu

Susi Pudjiastuti berbincang dengan mantan Gubernur dan sesepuh Jawa Barat Solihin GP atau Mang Ihin saat penganugerahan Doktor Kehormatan untuk Jusuf Kalla di Bandung, Senin, 13 Januari 2020. Mang Ihin juga disebut sebagai
Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.


Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

23 hari lalu

Susi Pudjiastuti meluapkan rasa rindunya pada mantan Gubernur dan sesepuh Jawa Barat Solihin GP atau Mang Ihin saat penganugerahan Doktor Kehormatan untuk Jusuf Kalla di Bandung, Senin, 13 Januari 2020. Mang Ihin menjadi Gubernur Jawa Barat pada tahun 1970-1975. TEMPO/Prima Mulia
Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

24 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Ignas Kleden. TEMPO/Subekti
Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.


Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Ilustrasi badai. Johannes P. Christo
Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.


Kuliner Langka Turut Jadi Sajian Dhaup Ageng Pura Pakualaman

10 Januari 2024

Ragam kuliner Dhaup Ageng Pura Pakualaman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Kuliner Langka Turut Jadi Sajian Dhaup Ageng Pura Pakualaman

Ada satu hidangan utama untuk para tamu Dhaup Ageng, yang merupakan menu spesial khas Pura Pakualaman, yakni uter-uter tahu.


Saat Raja-raja Nusantara Hadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman hingga Pesan Khusus untuk Mempelai

10 Januari 2024

Momen raja raja berbagai Kerajaan Nusantara menghadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman Yogyakarta Rabu (10/1). Tempo/Pribadi Wicaksono
Saat Raja-raja Nusantara Hadiri Dhaup Ageng Pura Pakualaman hingga Pesan Khusus untuk Mempelai

Ada 32 raja dari kerajaan Nusantara yang menghadiri resepsi hari pertama Dhaup Ageng Pura Pakualaman.