TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan bahwa salah satu ancaman yang harus diwaspadai selama musim pancaroba adalah puting beliung. “Dari data akhir Oktober 2015 hingga 21 November 2015, telah terjadi 46 kejadian puting beliung.” ujar Sutopo melalui rilis BNPB pada Sabtu, 21 November 2015.
Rangkaian puting beliung ini sudah menyebabkan 4 orang tewas, 16 orang luka-luka, dan kerusakan lainnya pada rumah serta fasilitas umum. Sutopo menyampaikan, dari data 46 kejadian di daerah yang berbeda, yang paling banyak menimbulkan kerusakan adalah puting beliung di Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 30 Oktober 2015.
“Sebagian besar wilayah Indonesia masih dalam musim pancaroba yang menyebabkan cuaca mudah berubah cepat.” kata Sutopo.
Kejadian puting beliung di Ngawi, Jawa Timur pada 17 November 2015 pun menyebabkan 190 rumah rusak. Puting beliung juga menerjang Dusun Kacetan di Kabupaten Magelang pada 20 November sore, menyebabkan kerusakan pada 124 unit rumah.
Puting beliung umumnya berlangsung pada siang hingga sore, ditandai dengan hembusan angin yang kuat, hujan lebat yang datang tiba-tiba dengan durasi pendek. Sebelum puting beliung terjadi, biasanya udara akan terasa panas dan gerah, awan mendadak gelap dan angin dingin berhembus diikuti kilat dan petir.
Sutopo menyaran beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan parah pada saat puting beliung terjadi, yakni memangkas ranting pohon yang rapuh, menguatkan bangunan dan ikatan atap rumah, terutama yang tidak permanen seperti asbes (genteng) dan seng.
“Musim pancaroba diperkirakan masih berlanjut hingga awal Desember mendatang.” kata Sutopo.
YOHANES PASKALIS