TEMPO.CO, Yogyakarta - Direktur RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Mochammad Syafak mengatakan sudah mengerahkan tim dokter ahli dari lintas bidang untuk merawat Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam IX selama mengalami kondisi kritis dalam sepekan ini. Sayangnya, kondisi kesehatan Wakil Gubernur DIY tersebut terus memburuk hingga wafat di usia 78 tahun pada Pukul 15.10, Sabtu, 21 November 2015.
"Kami mengerahkan tim dokter ahli paru-paru, syaraf dan lainnya selama beliau (Paku Alam IX) dirawat di RSUP Sardjito," kata Syafak kepada wartawan di RSUP Dr Sardjito sekitar dua jam setelah Paku Alam IX wafat.
Syafak menjelaskan kondisi kesehatan Paku Alam IX memburuk mengingat usianya yang sudah sepuh. Selain itu, kondisinya menjadi kritis setelah mengalami gangguan pernafasan akut dan terpaksa memakai alat bantu nafas sejak Selasa siang lalu. "Biasanya, beliau rutin kontrol ke RSUP Sardjito juga dengan keluhan gangguan pernafasan dan kelelahan," kata Syafak.
Menurut catatan Syafak, Paku Alam IX sempat dirujuk untuk menjalani rawat inap di Ruang VVIP, Amartha, RSUP Sardjito pada 6 November 2015 lalu. Setelah itu, dia sempat pulang ke rumahnya beberapa hari. "Saya lupa beliau pulang kapan, tapi yang jelas dirawat lagi di ICU RSUP Sardjito pada minggu (15 November 2015)," ujar Syafak.
Dia mengaku sempat menemui Paku Alam IX di kamar isolasi, ruang ICU, Gedung Bedah Sentral Terpadu, RSUP Sardjito pada Rabu siang. Saat itu alat bantu nafas untuk almarhum mulai dipasang. "Saat itu, masih bisa bilang amin saat doa bersama, tapi kemudian kondisinya terus bertambah memburuk," kata Syafak.
Jenazah Paku Alam IX dipindahkan dari ruang ICU ke kamar jenazah Gedung Forensik RSUP Dr Sardjito pada sekitar Pukul 15.45, Sabtu sore. Setelah itu, jenazahnya dipulangkan dengan mobil ambaulans ke Kraton Puro Pakualaman pada Pukul 17.37, Sabtu petang. "Selepas isyak, pihak keluarga akan memberikan keterangan ke media di Kraton Puro Pakualaman," kata Kepala Bagian Humas DIY, Iswanto kepada wartawan.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM