TEMPO.CO, Jakarta - Ismail Husen, pria kelahiran Minahasa, Sulawesi Utara 14 Mei 1966 tidak bisa menahan tawa saat tampil hingga turun dari panggung inspirasi festival forum kawasan timur Indonesia. Upayanya dalam mengkampanyekan program keluarga bencana (KB) bagi kaum pria tidak hanya mendapatkan banyak penghargaan. Tapi juga julukan yang menurutnya lucu.
"Setiap saya jalan ke kampung kampung, warga selalu bilang, itu bapak penis lewat,” kata Ismail kepada Tempo, Jumat 20 November 2015. Menurut Ismail menjadi relawan KB dilakukan sejak tahun 2007. Saat itu istrinya yang menjalankan program KB tidak cocok dengan semua alat kontrasepsi. "Akhirnya saya yang memasang alat kontrasepsi vasektomi,” kata Ismail.
Dari pengalamannya memakai vasektomi, Ismail pun mulai menularkannya kepada suami-suami di Minahasa. Awalnya terjadi penolakan. Masyarakat tidak setuju. “Karena tabu jika laki laki yang harus memasang alat kontrasepsi,” kata Ismail.
Pelan pelan Ismail melakukan pendekatan. Memberikan sudut pandang kepada para kaum adam. Bahwa kebiasaan perempuan yang memasang alat kontrasepsi hanyalah budaya. Karena upaya ini juga bisa dilakukan oleh kelompok pria. “Terbukti saya sudah melakukan dan tidak ada masalah,” kata Ismail.
Kegigihan Ismail untuk mengkampanyekan vasektomi pun mulai berhasil. Sebanyak 415 kepala keluarga dan 336 pasangan usia subur di desanya, sudah 71 orang laki laki yang mengikuti jejaknya.
“Kalau di Sulawesi Utara sudah 3 ribu orang yang melakukan vasektomi,” katanya.
Meski tak terlalu besar jumlah pria yang melakukan vasektomi, tapi upaya ini disebut berhasil. Karena pemahaman pria tentang alat kontrasepsi sudah mulai berubah. “Ledakan penduduk pun sedikit banyak bisa ditekan,” kata Ismail.
MUHAMMAD YUNUS
BERITA MENARIK
Dicurigai, Wanita Muslim Ini Sampai Diturunkan dari Pesawat
Di Bandung, Tersangka Teroris Paris Jual Mobil: Untuk Apa?