TEMPO.CO, Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menolak daerahnya dipasok beras impor yang rencananya akan dilakukan pemerintah pusat. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Whitono menyatakan, tahun ini, stok pangan beras di wilayahnya sudah sangat berlebih, bahkan mengalami surplus.
“Tahun ini, Jawa Tengah surplus 3,6 juta ton beras. Jika beras impor masuk ke Jawa Tengah, kasihan petani lokal,” kata Whitono kepada Tempo di Semarang, Jumat, 20 November 2015.
Data Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah menyebutkan angka produksi gabah di Jawa Tengah tahun ini mencapai 11,045 juta ton. Angka ini bertambah 1,3 juta ton atau naik 11 persen dibanding produksi gabah pada 2014. Jika produksi gabah itu dikonversi menjadi beras, produksi beras di Jawa Tengah tahun ini sebanyak 6,59 juta ton.
Padahal kebutuhan konsumsi beras di Jawa Tengah hanya 2,9 juta ton. Dari jumlah itu, ada 1,5 juta ton beras yang saat ini masih tersimpan di gudang penggilingan dan dimiliki para pedagang beras.
Whitono memperkirakan stok beras di Jawa Tengah masih cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga enam bulan ke depan. Beras hasil surplus itu juga didistribusikan ke provinsi-provinsi lain yang membutuhkan. Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah juga berkoordinasi dengan Bulog setempat ihwal ketersediaan beras.
Whitono menyatakan, hingga November 2015, beras di Bulog juga cukup untuk bantuan beras miskin dan operasi pasar jika sewaktu-waktu dibutuhkan. “Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak menghendaki adanya beras impor ke Jawa Tengah karena kondisi Jawa Tengah sudah mantap,” ujarnya.
Pantauan Tempo di pasar tradisional, harga beras masih stabil. Di Pasar Ngaliyan, Semarang, harga beras tidak naik dan tidak turun. “Stok juga masih ada. Harga beras kualitas sedang Rp 9.000 per kilogram. Ada juga yang di atas Rp 10 ribu per kilogram,” ucap Kuatono, pedagang beras di Semarang.
Pada 11 November lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan beras impor sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok. Ia mengatakan impor beras harus dilakukan demi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Menurut Kalla, beras impor juga sudah tiba di beberapa pelabuhan lain, seperti Tanjung Priok, Jakarta, dan Sulawesi Utara.
ROFIUDDIN